Find Us On Social Media :

Berkenalan dengan Pigcasso si Babi Pelukis yang Selamat dari Pembantaian

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 29 November 2016 | 11:30 WIB

Pigcasso si babi pelukis

Intisari-Online.com - Dialah Pigcasso. Babi ini berbasil diselematkan dari pembantaian rumah potong hewan dan sekarang sedang menjalani hari-harinya yang menyenangkan di sebuah rumah penangkaran hewan di Cape Coast.

Lebih dari itu, babi ini kini telah menjadi seniman, babi pelukis.

Pigcasso, beratnya 204,1 kg, selalu terlihat membawa kuas di mulutnya. Dengan kuasnya, dia menghabiskan hari-harinya menggambar pada kanvas khusus yang disediakan tuannya.

Baca juga: Setelah Empat Dekade, Ikan Legendaris Hidung Babi Akhirnya Ditemukan Remaja 19 Tahun di Kanada

Sebelumnya, Pigcasso adalah babi yang menyedihkan. Dia dibesarkan hanya untuk disembelih. Hingga akhirnya dia berhasil diselematkan ketika usianya tepat empat minggu oleh pemiliknya sekarang, Joanne Lefson. Joanne tak terima dengan perlakukan pemilik peternakan terhadap babi lucu itu.

“Di peternakan itu, babi-babi dimasukkan di kandang yang kondisinya memprihatinkan dan sengaja disembunyikan dari pandangan umum,” ujar Joanne. “Jika konsumen melihat ke dalam, mereka akan berpikir dua kali untuk membeli daging babi sembelihannya.”

Joanne menggambarkan kandang itu dengan “kotor, penuh sesak, tanpa jerami, tidak ada akses keluar, dan tidak memenuhi syarat-syarat kualitas hidup.” Oleh sebab itu, waktu ia sangat berhasrat membebaskan anak babi yang masih empat bulan itu.

“Aku akan membawa mereka pulang jika aku bisa,” tegas Joanne.

Pigcasso berhasil diselematkan pad Mei tahun ini—rencananya, ia mendapatkan giliran sembelih pada September. Di awal-awal pengasuhan Joanne, anakan babi ini sejatinya lebih berminat pada sepakbola. Tapi seiring berjalannya waktu, dia memilih pasangan kuas dan kanvas. Dia kepingin melukis.

Dengan teknik pelatihan yang sama yang biasa diberikan kepada anjing, Joanne melatih Pigcasso melukis. Dan kini, Pigcasso sudah tampak terlihat lebih mahir memegang kuas.

“Aku tidak pernah memaksanya melukis, dia akan melukis jika dia ingin,” tambah Joanne soal kecenderungan babinya itu. “Tak hanya pada kanvas, dia juga suka melukis pada buah-buahan yang ada di keranjang buah.”

Saat ini, Joanne punya rencana untuk mengomersilkan lukisan-lukisan Pigcasso untuk keperluan amal. Tak hanya itu, pada 2017 nanti, dia juga berencana menggelar pameran tunggal lukisan Pigcasso. Hasil pameran akan disumbangkan kepada Farm Sanctuary SA yang fokus pada advokasi penderitaan hewan ternak.