Penulis
Intisari-Online.com -Jika khawatir terhadap anak-anak perempuan Anda yang hidup di tengah masyarakat intoleran dan misoginis, coba terapkanapa yang dilakukan Meaghan Elderkin ini. Selalu ada kalimat-kalimat feminispada serbet kotak makan siang Holden, putri pertamanya.
Meaghan ingin mengenalkan kepada anaknya paham-paham yang berkaitan dengan isu kesetaraan dan diskriminasi perempuan sedini mungkin. Setiap pagi, ia selalu mempersiapkan kalimat-kalimat itu sehingga ketika berada di sekolah si anak bisa membacanya.
Baca juga:Tracy Kiss, Si Ibu Vegetarian yang Minum Sperma Setiap Pagi untuk Meningkatkan Energinya
Usut punya usut, apa yang dilakukan Meaghan ini sama persis dengan apa yang dilakukan ibunya dahulu. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS soalah menjadi momen bagi Meaghan untuk menanamkan pengetahuan ini kepada kedua anaknya.
Supaya anaknya tidak bosen, Meaghan juga menyertakan karakter-karakter lucu di sisi kalimat-kalimat itu.
“Saya membawa kedua anak saya ke bilik suara untuk mencoblos, dan saya bilang kepada putri tertua saya, Holden, bahwa akan menjadi sejarah (di Amerika Serikat) bila memilih presiden perempuan,” ujar Meaghan, seperti dilansir Metro.co.uk.
Tapi hasil pemilu benar-benar membuat Meaghan kecewa. Jadi ia ingin melakukan sesuatu untuk mengingatkan putri-putrinya agar menjadi perempuan luar biasa nan berani—meskipun itu cukup sulit. Ia kemudian berpikir tentang kalimat-kalimat feminis yang terlontar dari beberapa tokoh perempuan seperti Michelle Obama, Susan B Anthony, Amelia Earhart, atau Malala Yousafzai dan Hillary Clinton.Kebetulan salah satu putri Meaghan sudah mengenal nama-nama itu.
“Ini penting bagi saya bahwa putri-putri saya mengenal perempuan-perempuan yang menakjubkan. Saya melukis Malala dan Ruth Bader sehingga anak-anak bisa melihatnya,” tambah Meaghan.
Tak hanya Holden, Meaghan juga berencana hal serupa kepada putri keduanya, Elsa, yang akan memulai prasekolah tahun ini. Lebih dari itu, kabarnya banyak teman Holden yang tertarik dengan serbet-serbet yang penuh dengan kalimat-kalimat feminis itu—artinya ada potensi untuk dibisniskan.