Penulis
Intisari-online.com Cobalah lihat ke langit pada malam hari antara tanggal 13 dan 14 November dan mungkin Anda akan menyaksikan pemandangan bersejarah yakni supermoon terbesar dan paling dekat dengan bumi sejak terakhir terlihat pada 1948.
Istilah supermoon populer didefinisikan sebagai sebuah bulan purnama yang bertepatan dengan orbit bulat terdekat dengan bumi, atau perigee.
Karena orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk telur, ada saat-saatnya siklus tersebut ketika bulan berada di dekat atau jauh dari kita. Dan karena ukuran dari orbit bulan sedikit bervariasi dari waktu ke waktu, setiap bulannya perigee tidak selalu berada pada jarak yang sama dari bumi.
Pada bulan ini, bulan resmi mencapai perigee pada 06 :21 ET (11 :23 UT) pada 14 November, dengan jarak 221.524 mil dari planet bumi kita, dan diukur dari pusat antara Bumi dan bulan.
Bulan mencapai fase purnama hanya pada dua setengah jam kemudian, pada pukul 08:52 (13 :52 UT) pada 14 November. Sebelumnya Bumi belum pernah berada sedekat ini dengan bulan purnama sejak 26 Januari 1948 yang berjarak hanya 30 mil lebih dekat daripada supermoon pada bulan ini.
Nikmatilah pertunjukkan langit ketika hal tersebut terjadi, karena bulan purnama tidak akan berada sedekat ini hingga 25 November 2034. Keberadaan bulan purnama paling dekat dengan bumi pada abad ini akan terjadi pada 6 Desember 2052, ketika bulan hanya berjarak 221.472 mil dari bumi.
Baca juga: Foto Supermoon dari Luar Angkasa
Lunar Glory
Secara global, waktu terbaik untuk melihat peristiwa langit ini ialah tepat setelah matahari terbenam pada waktu lokal Anda pada 14 November ke arah timur.
Jika diperhitungkan, purnama di bulan November yang terlihat akan 7 persen lebih besar dari rata-rata dan hampir 15 persen lebih terang. Secara teknis, metrik ini mengatakan bahwa Anda dapat menyaksikannya meskipun dengan mata telanjang.
Selain terlihat besar, supermoon tidak menyebabkan ‘efek super’ pada Bumi. Seperti yang telah diketahui bahwa selama bulan purnama, daerah pesisir dapat terpengaruh dengan banjir akibat pasang yang sangat tinggi dari bulan November hingga Februari.
Hal tersebut terjadi karena adanya tarikkan gravitasi antara bulan dan matahari yang berada di posisi yang paling dekat dengan Bumi sepanjang tahun ini. Ditambah pula dengan tarikan gravitasi dari bulan yang benar-benar dekat, dan kemungkinan badai yang terjadi bertepatan dengan pasangnya air laut karena mencapai tingkat tertinggi dan terendahnya.
Buang jauh-jauh asumsi pada badai yang akan terjadi, karena Anda tidak akan mau ketinggalan untuk menyaksikan keindahan yang mengagumkan dari bulan purnama, karena akan menjadi salah satu dari yang terbaik dari jenisnya dalam rentang 86 tahun.
(Nisrina Darnila. Sumber: Andrew Fazekas/nationalgeographic.com)