Penulis
Intisari-online.com—Perkataan kasar alias sarkasme yang ditujukan orang lain pada kita sering membuat kita marah, sedih, dan kecewa. Sebab biasanya sarkasme bermakna penghinaan dengan maksud tertentu.
Orang yang sinis dan kasar seringkali menyebabkan kekacauan dalam hubungan. Sebab ia menganggap perkataan kasar dan sinis akan membuat orang lain mengerti apa maksudnya. Kadang, ia menyindir tidak hanya dengan perkataan yang kasar, namun menggunakan nada suara yang sinis dan menjatuhkan.
Sebenarnya, sarkasme hanyalah topeng yang digunakan pelaku untuk menutupi kemarahan, iri hati, dan kelemahannya dari orang lain. Orang seperti itu merasa bahwa ia bisa menyembunyikan emosinya melalui perkataan yang kasar dan sinis. Jangan sampai kita tertekan hanya karena ketidakdewasaan orang lain.
Lalu, apa yang harus kita lakukan jika bertemu dengan orang yang seperti itu?
1. Perhatikan makna harafiah dari sindirian itu. Sebenarnya ada juga orang yang menggunakan sarkasme sebagai bahan candaan. Karena tujuannya juga bercanda, jangan anggap serius perkataan kasar yang kita dengar.
Sehingga, ketika mendengar sindiriran sinis orang lain, responlah makna perkataannya secara harafiah. Jangan pula melihat dari nada suaranya. Upayakan pula untuk membalasnya dengan cara yang berlawanan. Jawablah dengan tenang, jangan dengan sindiran pula.
2. Upayakan untuk menolak sarkasme dengan lapang dada. Artinya jangan langsung diambil hati. Pilahlah apa yang harus kita dengar atau tidak. Sebaiknya abaikan sindiran atau perkataan kasar seseorang. Anggaplah ia tidak cukup dewasa untuk menyampaikan maksudnya dengan cara yang lebih baik.
3. Berikan saran pada orang itu. Tidak semua orang sarkas itu kasar dalam dirinya. Ia sebenarnya tidak bertujuan untuk menyakiti kita, namun tidak menyadari kesalahannya itu.
Jika yang sering melakukan hal ini adalah orang yang dekat dengan kita,beranilah untuk menegurnya. Apalagi jika kita tahu bahwa sebenarnya ia tidak benar-benar ingin menyakiti perasaan kita.
Intinya hadapilah orang yang kasar dan sinis dengan bijaksana dewasa. Jangan biarkan diri rugi digerogoti sakit hati!