Penulis
Intisari-Online.com -Masyarakat Ekonomi ASEAN sejatinya bukan soal persaingan, tapi kolaborasi. Dan untuk menguatkan kolaborasi itu, diperlukan pembangunan infrastruktur di segala lini dan di semua negara yang terletak di wilayah Asia Tenggara.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mewacanakan, pada 2025 seluruh wilayah ASEAN akan terhubung dengan sistem logistik yang mumpuni. “Jika satu negara punya pelabuhan tapi negara lain tidak, maka akan tetap sulit,” ujarnya dalam pembukaan ASEAN G2B INFRASTRUCTURE INVESTMEN FORUM, Selasa (8/11).
Bagi JK, infrastruktur adalah sesuatu yang berkesinambungan dan dinamis. Ia tidak akan pernah berhenti pada satu titik dan satu waktu. Infrastruktur, menurut JK, adalah kebutuhan dasar setiap negara—seperti halnya pertanian. Tak peduli apakah itu negara maju, negara setengah maju, atau negara berkembang.
“Dulu, 50 tahun yang lalu kita sudah cukup puas dengan jalan berbatu. Dulu kita cukup puas dengan kereta api berkecepatan 100 km/jam. Dulu kita cukup puas dengan bandara untuk pesawat kecil. Tapi tidak dengan sekarang,” tegas JK.
Proyek ambisius ini tidak akan berjalan sukses jika yang menjadi aktor adalah pemerintah saja. Jusuf Kalla sangat menyadari itu. Oleh sebab itu, ia mengharap agar semua elemen, baik pemerintah ataupun swasta bisa berpartisipasi demi menyukseskan proyek ini.