Kepingin Pergi ke Toilet, Para Peneliti Malah Menemukan Situs Aborigin Tertua yang Ada

Ade Sulaeman

Penulis

Situs Aborigin tertua dari yang pernah ada telah ditemukan

Intisari-Online.com -Situs Aborigin tertua dari yang pernah ada telah ditemukan secara tidak sengaja oleh sekelompok peneliti. Ketika hendak beristirahat dengan berniat buang hajat di sebuah toilet di pinggir jalan, mereka justru menemukan “hartu karun” sangat berharga ini.

Dikenal sebagai Warratyi oleh orang-orang Adnyamathanha dari Flinders Rangers di Australai Selatan, situs ini disebut mengandung sisa-sisa megafauna. Para peneliti menaksir, situs ini berusia sekitar 49 ribu tahun—10 ribu tahun lebih lama dari bukti yang ditemukan sebelumnya.

Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Nature, Rabu (2/11) waktu setempat.

Dari situs yang ditemukan secara tak sengaja itu para peniliti menemukan alat-alat yang teruat dari batu, cangkang telur burung raksasa, dan tulang marsupial raksasa yang disebut Diprotodon optamum. Temuan sebelumnya juga mengonfirmasi bahwa orang-orang Aborigin di Australia merupakan pusat kebudayaan dan tekonologi jauh sebelum dunia menemukan piramida, Stonhege, dan peradaban lainnya.

Diprotodon optamum

Proyek ini dikerjakan oleh Giles Hamm, seorang peneliti dari La Trobe University, berkolaborasi dengan Duncan Johnston dari Adnyamathanha Tradition Land Association and Tradition Owner dan Cliff Coulthard yang pernah mendengarkan cerita tentang Warratyi ketika masih sangat muda.

Coulthard disebut sebagai kunci penemuan situs ini. “Roh-roh halus menunjukkan saya jalan (menuju ke situs),” ujar Coulthar kepada ABC.

Benda-benda yang mereka temukan antara lain: sebuah gagang yang dibuat sekitar 38 ribu tahun yang lalu, tulang-tulang berusia 40 ribu tahun yang lalu, hartal merah dan gipsum putih dari 49 ribu dan 40 ribu tahun yang lalu, dan lain sebagainya. Dan semua itu ditemukan gara-gara salah satu dari peneliti itu hendak pergi ke kamar mandi.

Lokasi situs Aborigin tertua dari yang pernah ada

“Panggilan alam,” ujar Hamm kepada ABC. “Ini semua gara-gara seorang yang keluar dari mobil dan ingin pergi ke toilet. Lalu muncullah situs terpenting dari masa pra-sejarah Australia.”

Ahli megafauna Prof. Gavin Prideaux dari Flinder University mengatakan kepada wartawan, temuan ini adalah tonggak penting dalam perdebatan, apakah manusia atau iklim yang menyebabkan kepunahan megafauna. “Satu-satunya cara yang bisa menyebabkan tulang-tulang itu ada di situs adalah … manusia,” tegasnya.

Lebih dari itu, penelitian ini, tambah Gavin, juga akan memberi gambaran baru tentang penduduk asli Australia itu.

Artikel Terkait