Find Us On Social Media :

Sekelompok Peneliti Mengklaim Menemukan Cara Mengontrol Kesuburan Sperma

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 26 Oktober 2016 | 19:23 WIB

Peneliti mengaku sudah menemukan cara mengontrol kesuburan sperma

Intisari-Online.com - Duo-peneliti dari University of Wolverhampton mengkalim telah menemukan cara mengontrol kesuburan sperma. Meski pengujian baru dilakukan pada sapi, tapi mereka yakin cara yang sama juga bisa dilakukan terhadap manusia.

Jika benar dan bisa direplikasi pada sperma manusia, cara ini diyakini bisa digunakan untuk mengembangkan metode kontrasepsi baru pada laki-laki. Tak hanya mengontrol, metode ini, juga diklaim bisa digunakan untuk meningkatkan kesuburan sperma.

“Kami berharap pengembangan ini bisa bermanfaat secara klinis dan dapat diambil untuk kepentingan masa depan,” ujar Sarah Jones, peneliti utama, dalam sebuah siaran pers.

Sementara itu Dr. David Sokal, profesor epidemiologi di School of Public Health, University of North Carolina, yang tak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Mashable bahwa penelitian ini tampak menjanjikan. “Tapi ini masih pada tahap yang sangat awal,” tegasnya.

Sokal, yang mendanai proyek ini, berharap ada donatur baru yang mau mendanai supaya proyek ini bisa dikembangkan lebih lanjut. Paling tidak, untuk diterapkan pada tikus.

Jones, dan mitra penelitiannya, John Howl, seorang profesor di Wolverhampton, merupakan bagian dari Molecular Pharmacology Research Grup yang dikembangkan oleh universitas tempat mereka mengajar. Mereka sudah berduet sejak lembaga ini, bekerja sama dengan University of Aveiro, Portugal, mengerjakan proyek pengotrol fungsi sperma, tiga tahun yang lalu.

Penelitian mereka terutama berfokus pada peptida, rantai asam amino yang berfungsi membentengi protein.

Jones dan Howl mengkalim bahwa mereka telah menemukan cara merancang peptida yang bisa menerobos dinding sel dan mengubah fungsi dan kapasitas kesuburan sperma pada hewan pemamah biak. “Sperma sangat sulit untuk melakukan penetrasi. Tapi, dengan penetrasi sel pada peptida, kita bisa melintasi blok itu sehingga dapat meningkatkan motilitas sperma—yaitu membuat sperma lebih mudah atau lebih bergerak,” ujar Jones.

Lebih lanjut, dua penelitia ini menyebut bahwa mitra mereka di Portugal mungkin akan mengulangi eksperimen yang sama … pada sperma manusia, untuk pengujian lebih lanjut.

Kita tahu, selama beberapa dekade urusan kontrasepsi dan pengendalian kelahiran selalu dibebankan kepada perempuan. Sudah saatnya beban yang sama juga dibebankan kepada laki-laki yang hanya mengenal pengendalian menggunakan kondom, juga vasektomi.

“Anda benar-benar tidak memiliki pilihan lain,” kata David Bishai, profesor di Bloomberg School of Public Health, Johns Hopkins, kepada Mashable.

Upaya ke arah sana sejatinya sudah sering dilakukan, tapi selalu terbentur pada urusan pendanaan dari perusahaan farmasi. Bishai bahkan menyayangkan karena temuan-temuan soal kontrasepsi laki-laki justru berasal dari organisasi-organisasi non-profit.