Find Us On Social Media :

Banjir Bandung: Kota dengan Banyak Julukan

By Ade Sulaeman, Selasa, 25 Oktober 2016 | 12:30 WIB

Menyusuri Sejarah Bandung Tempoe Doeloe

Intisari-Online.com - Sejak dulu Bandung terkenal dengan kemolekannya. Kota berhawa sejuk dan terletak di pegunungan ini awalnya memang didesain oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai kota tempat tinggal. Bahkan, mereka sempat berencana memindahkan pusat kekuasaan dari Batavia ke Bandung.

Pada 1852, Steinmenz, Residen Preanger membuat pengumuman yang menyatakan Kota Bandung terbuka untuk siapa saja yang ingin menetap. Sejak itu jalan masuk Bandung diperbanyak. Tahun 1884, dibuka jalur kereta api Bandung-Batavia. Sebelumnya jalur darat yang dikenal Jalan Raya Pos (Jalan Deandels) yang menghubungkan Anyer-Panarukan juga melewati Bandung. Sejak itu Bandung berkembang pesat dan menjadi kota yang padat.

Kota Bandung kemudian dikenal dengan banyak sebutan. Di antaranya Kota Kembang, Par­ s van Java, The Most European City in the East Indies, Bandung Excelsior, The Sleeping Beauty, De Bloem der Indische Bergsteden, Intelectuele Centrum van Indie, Europe in the Tropen, Kota Permai, Kota Pensiunan, dan Kota Pendidikan.

Ihwal sebutan Kota Kembang (kembang atau bunga merupakan metafor keindahan), ada beberapa cerita. Pertama, konon, tak lepas dari bentang alam Bandung dengan topografinya yang elok. Kota Bandung berada di atas ketinggian 768 mdpl. Titik tertinggi berada di kawasan utara, yaitu 1.050 mdpl dan terendah di kawasan selatan 675 mdpl. Karena itu, hawanya sejuk dan untuk kawasan utara sering berkabut.

Kedua, warga Bandung zaman dahulu gemar menanam pohon dan memelihara taman. Maka bertebaranlah permukiman taman-taman bunga di setiap sudut pemukiman warga. Karena banyaknya kebun bunga ini, di Jalan Braga pernah ada sebuah toko bunga yang setiap hari memasok pesanan karangan bunga untuk Residen Preanger.

Menurut Koko Komara, semula Bandung adalah pusat perniagaan. Namun, karena iklimnya yang sejuk dan kondisi alamnya yang indah, kota ini berkembang menjadi kota peristirahatan. Maka tata kota pun dirancang sedemikian rupa agar Bandung menjadi kota yang nyaman bagi warganya.

Pada abad ke-20 Bandung juga dikenal sebagai kota kreativitas. Banyak seniman dan produk kreatif yang berasal dari Bandung. Misalnya, musik dan karya seni lain, busana, kue, sepatu Cibaduyut. Busana merupakan produk kreatif Bandung yang cukup menonjol, sehingga kota ini juga dikenal sebagai kota fashion.

Untung saja banjir Bandung yang terjadi pada Senin (24/10/2016) tidak membuat Bandung mendapat julukan baru sebagai kota Banjir seperti halnya Jakarta.