Find Us On Social Media :

Toko Oen, 73 Tahoen Menjaga Keaslian Resep

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 22 Oktober 2016 | 08:32 WIB

Toko Oen Semarang membawa kita bernostalgia.

Intisari-Online.com – Sebuah restoran yang nyaris seperti museum kuliner. Suasana dan atmosfer tempo dulu tetap dipertahankan, termasuk resep dan aneka jenis kue zaman baheula.

--

Toko Oen Semarang yang berdiri tahun 1936 adalah cabang dari Toko Oen yang pertama didirikan di Yogyakarta tahun 1922. Saat ini hanya ada dua Toko Oen di Indonesia. Menurut penuturan Ibu Ana (39), pengelola toko, Toko Oen yang dikelola oleh keluarga pendiri hanya yang berada di Semarang. Orisinalitas resep yang masih terjaga sampai sekarang itu menjadikan toko Oen seperti oase kenangan masa silam bagi penggemarnya. Bahkan, keluarga pengelolanya masih secara rutin diundang mengikuti Festival TongTong di Belanda.

Pengunjung Toko Oen saat ini kebanyakan memang pembeli yang ingin bernostalgia. Kebanyakan adalah wisatawan mancanegara yang ingin menikmati suasana Semarang zaman dahulu. Pada awalnya toko ini dibuka hanya untuk menyalurkan keahlian Ny. Oen Tjoen Hok dalam membuat kue. Karena permintaan pelanggan, akhimya toko kue dikembangkan sampai mempunyai restoran. Pada masa awal buka, Toko Oen merupakan tempat pertemuan para bangsawan dan kalangan elite, seperti orang-orang Belanda pada masa itu.

Penyuka kue kering sangat disarankan mengunjungi toko ini. Kenikmatan masa lalu bisa dirasakan dari kue-kue kering seperti speculaas (kue dengan aroma rempah-rempah), kaastengel maupun katetong. Cicipi juga poffertjes, kue cocos dan roti amandel (berisi manisan buah) yang sudah amat jarang ditemukan. Untuk menjamin kesegarannya, roti-roti ini selalu diganti dengan yang baru paling lama dua hari. Pembelian dua buah roti di atas pukul 20.00 akan mendapatkan gratis satu roti.

Menu lain yang wajib untuk dicoba adalah es krim. Anda bisa memilih sesuai keinginan, mulai dari Tutti Frutti sampai Oen's Symphony, dengan cita rasa yang berbeda dari es krim kebanyakan. Perbedaan cita rasa ini karena metode pembuatannya yang masih tradisional, dengan resep yang tetap selama puluhan tahun.

Di sini juga tersedia menu bistik sapi, ayam, maupun iga kambing bakar. Semua dibuat dengan resep warisan zaman dulu. Daging sapi polos yang telah dimasak dihidangkan dengan saus yang terpisah. Kentang, wortel, buncis dan kacang polong sebagai pelengkap juga dihidangkan di dalam piring yang lain. Ini adalah cara penyajian bistik zaman dulu.

Kelanggengan usaha Toko Oen tak bisa dilepaskan dari semangat dan komitmen mereka yang terlibat di dalamnya. Mulai dari pemilik, pelayan, sampai tukang masaknya mewarisi pekerjaannya dari orangtua mereka secara estafet. Pemilik toko saat ini, Ibu Yenny, adalah generasi ketiga yang mewarisi toko dari orangtuanya. Para pelayan di toko ini juga generasi ketiga yang mewarisi profesi ini dari orangtuanya. Semua resep dan cara memasak yang dipakai saat ini pun masih sama persis dengan resep dan cara memasak tiga perempat abad lalu. (Didut)

TOKO OEN

Jln. Pemuda No. 52

Telp. 024-3541683

Buka tiap hari pukul 09.00 - 22.00 WIB