Find Us On Social Media :

Waktu Muda Raja Bhumibol Adulyadej Suka Ngebut dan Ngejazz

By Agus Surono, Jumat, 14 Oktober 2016 | 16:34 WIB

Bhumibol (kiri) bersama kakaknya di Lausanne, Swis, 22 September 1935

Bhumibol juga sering melakukan perjalanan ke Paris menggunakan mobilnya untuk menikmati konser jazz.

Musik klasik, khususnyay Bach, merupakan dasar untuk pendidikannya sejak awal kehidupan Bhumibol. Namun, beranjak dewasa saat mendengarkan musik Amerika dari radio mengembangkan kecintaannya akan music.

Bhumibol belajar saksofon dan bergabung dengan raksasa jazz seperti Benny Goodman, Stan Getz, Lionel Hampton, dan Benny Carter. Ia juga menulis sekitar 40 lagu untuk dirinya sendiri mulai dari blues hingga waltz.

Lebih fasih bahasa Prancis

“Kisahnya selalu membuat saya terpesona. Meskipun saat ini hanya mereka yang berusia antara 60 dan 70 tahun yang masih ingat bahwa keluarga kerajaan Thailand pernah tinggal di sini,” kata Olivier Grivat, memberi alasan mengapa ia tertarik menulis buku soal Bhumibol. Ia melacak kehidupan masa muda Bhumibol di Lausanne.

Grivat menghabiskan waktu dua tahun untuk menelisik kehidupan Bhumibol, menggali dokumen di arsip, membaca artikel-artikel di koran tua dan laporan polisi pada kurun waktu itu, dan bertemu dengan banyak orang. Banyak informasi dan kejadian lucu yang dihimpunnya. Seperti digigit anjing, masuk dan mencuri di kebun tetangga, serta perjalanan ke gunung.

Namun buku Grivat melampaui hal-hal kecil dalam kehidupan, dan meliputi bab kontekstual dalam sejarah Thailand. Buku itu menceritakan fakta-fakta suksesi tahta Ananda menyusul kudeta melawan Raja Pajadhipok pada 1932.

Pada musim semi 1950, Bhumibol kembali ke Thailand. Setelah menghabiskan masa 17 tahun dari 23 tahun umurnya di Swis, ia lebih fasih berbicara dalam bahasa Prancis dibandingkan dengan bahasa ibunya.

Beberapa minggu sebelum penobatannya di istana kerajaan di Bangkok, ia menikah dengan Putri Sirikit yang dijumpainya di Lausanne. Pada bab ini buku Grivat soal Bhumibol berakhir. Pada saat yang sama, dimulailah sebuah era dalam kehidupan sebagai Raja.

Buku setebal 230 halaman dengan 65 foto bersejarah itu sempat dilarang peredarannya. Namun, pengadilan membatalkan hal itu dan mulai 10 November 2011 boleh dijual kembali.