Find Us On Social Media :

Bhumibol Adulyadej: Sang Raja Pembuat Hujan

By Bramantyo Indirawan, Jumat, 14 Oktober 2016 | 16:50 WIB

Untuk mengatasi musim kemarau, Bhumibol membuatkan rakyatnya hujan

Intisari-Online.com – Sebagai monarki terlama sepanjang sejarah, Raja Bhumibol memimpin Thailand selama 70 tahun menuju berbagai perubahan zaman. Pada tanggal 13 Oktober 2016, pada umur 88 tahun ia harus menutup usianya saat melakukan perawatan di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok.

Rakyat pun bersedih atas kepergiannya, seperti 100 orang dengan baju hitam yang berdoa di depan patung Ibu dari Raja Bhumibol. Semua bisa mengenang sosok serta kontribusi yang ia berikan kepada Thailand. Salah satu jasanya adalah metode pembuatan hujan yang ia buat untuk kemajuan agrikultur negaranya.

Dahulu kala, Thailand menggunakan kembang api yang berfungsi untuk memberikan benih kimiawi kepada awan, membakar bagian bawahnya sehingga menciptakan hujan. Bahkan ada saja yang melakukan upacara dengan kucing untuk memanggil hujan.

Aktivitas pertanian membutuhkan banyak air di Thailand. Para petani harus menunggu hujan untuk datang agar sehingga saat musim kemarau dan kering selalu mendapatkan masalah dalam produktifitas. Karena itu Raja Bhumibol melakukan observasi, pembelajaran, hingga riset yang menghasilkan Proyek Pembuatan Hujan.

Proyek yang dilakukan dengan dana pribadi Raja Bhumibol ini berhasil saat uji coba di tahun 1969. Karena itu dua tahun setelahnya Proyek Riset dan Pengembangan Pembuatan Hujan dibentuk dibawah Kementrian Agrikultur dan Koperasi. Permintaan terus berdatangan karena kesuksesan yang berhasil dicapai oleh proyek ini.

Pembuatan hujan ini menggunakan kimia yang bisa memicu, menebalkan, menggerakan, menyerang, hingga menambah hujan dan awan. Teknologi yang digunakan adalah menyebarkan zat ini ke awan menggunakan pesawat terbang.

Raja Bhumibol sendiri menjadi pakar dalam agrikultur karena sempat menempuh kuliah di Insitut Teknologi Federal Lausanne, Swiss. Bersamaan dengan keinginan untuk membantu rakyatnya, ia berhasil menyelesaikan masalah kekeringan. Pada tahun 2003 di Thailand dan 2006 di Eropa, paten teknologi hujan ini diberikan kepadanya.

Kini pembuatan hujan juga digunakan oleh negara lain, sebut saja Queensland, Australia yang meminta ijin pemerintahan Thailand untuk menggunakan teknologinya. Keduanya saling bekerjasama untuk membantu musim kemarau di negara kangguru itu.

Selamat beristirahat Sang Raja pembuat hujan!