Find Us On Social Media :

Mudik Nyaman dan Aman Bisa Diwujudkan Lewat Manajemen Barang yang Pintar

By Ilham Pradipta M., Sabtu, 2 Juli 2016 | 07:30 WIB

Mudik Nyaman dan Aman Bisa Diwujudkan Lewat Manajemen Barang yang Pintar

Intisari-Online.com – Mudik identik dengan barang bawaan yang cukup banyak. Seperti koper, tas, kardus, hingga hal lainnya. Mungkin banyak dari kita pernah melihat pemandangan seperti ini. Contoh umumnya adalah mobil yang dipenuhi barang bawaan di bagian atapnya. Atau bawaan di dalam kabin yang tidak diatur dengan baik.

Kita tentu sadar betul kalau mobil zaman sekarang lebih fleksibel. Seperti kursi yang sangat compact, hingga laci dan kompartemen yang makin mengerti kebutuhan kita. Tapi, bukan berarti kabin dengan seenaknya dapat diisi berbagai macam barang. Sudah seharusnya barang bawaan perlu diatur denga baik. Tujuannya, agar perjalanan mudik nyaman dan aman.

Memang tidak ada yang salah dengan barang bawaan. Hanya saja, jangan sampai barang-barang itu membuat suasana menjadi tidak nyaman. Nah, oleh karena itu kita perlu pintar-pintar memanajemen barang bawaan demi perjalanan mudik yang mengasyikan.

Selain membuat suasana menjadi tidak nyaman, mobil yang terlalu banyak barang bisa membuat konsumsi bahan bakar jadi boros. Logikanya sederhana. Makin berat bedan yang ditanggung mobil, maka makin berat pula kerja mesin. Alhasil, lebih membutuhkan banyak tenaga, yakni BBM.

Selain boros bahan bakar, kelebihan muatan juga dapat mempengaruhi kinerja ban, schockbreaker, serta komponen lainnya yang berkaitan dengan ban. Imbasnya, dapat menimbulkan benjolan pada ban, atau membuatnya jadi cepat aus.

Sebenarnya mobil yang kelebihan beban memiliki ciri-ciri tersendiri. Seperti ban terasa seperti kekurangan angin. Beban berat di dalam mobil jelas memberikan tekanan yang besar pada ban. Alhasil, ban akan terasa kempes. Selain ban, tanda kelebihan beban juga bisa dilihat dari lampu utama yang tampak bias. Alias tidak terlihat batasnya. Barang yang berlebih di bagian bagasi, akan membuat bagian belakang lebih rendah dari bagian depan. Sedangkan bagian depannya cenderung naik. Alhasil, lampu utama pun tidak fokus ke arah jalanan.

Ciri lainnya seperti pengendalian yang kurang akibat cengkeraman ban depan terhadap lintasan berkurang. Bisa juga cengkeraman pengereman yang berkurang  akibat daya dorong dari belakang lebih besar.

(Intisari/Axel N.)