Penulis
Intisari – Online.com - Airbag merupakan kantong udara yang (otomatis) mengembang ketika terjadi kecelakaan. Tapi ternyata tidak setiap benturan saat kecelakaan akan memicu terkembangnya airbag. Contohnya saja kecelakaan naas yang dialami seorang istri pengamat politik pada 2015 lalu. Kala itu mobilnya mengalami disfungsi kantong udara yang akhirnya merenggut nyawanya. Padahal mobil pabrikan Eropa itu mengalami kehancuran yang cukup parah pada bagian depan.
Selidik punya selidik, terdapat beberapa kondisi yang mengakibatkan airbag mengalami disfungsi. Tak segala tubrukan akan merangsang sensor dalam modul kontorol untuk meletupkan airbag. Suatu kecepatan mobil pun juga mempengaruhi terkembangnya aribag secara otomatis. Kedua hal itulah yang menjadi syarat utama mengembang atau tidaknya sebuah airbag.
Saat terjadi kecelakaan, airbag akan mengembang bila sensor depan mendeteksi benturan yang melebihi batas. Energi benturan akan diukur accelerometer yang terdapat dalam modul kontrol. Seberapa kuat benturan memang tidak dijelaskan dalam satuan ukur. Tapi kekuatannya bisa disetarakan dengan benturan depan yang terjadi pada kecepatan 20-30 km/jam. Selain itu, objek yang ditabrak juga mempunyai klasifikasi khusus. Yaitu, objek yang tidak bergerak atau berubah bentuk ketika ditabrak. Bukan seperti pagar, tiang, atau benda lain yang akan mengalami pergeseran ketika tertabrak.
Malangnya, syarat untuk mengembangkan airbag belum terpenuhi hanya dengan benturan pada bagian depan. Tapi, hal itu juga bergantung pada sudut hantaman. Tepatnya pada bagian kanan atau kiri pada moncong mobil. Benturan dari arah kiri atau kanan itu tidak boleh lebih dari sudut 30° . Bila melebihi sudut itu, gagal sudah airbag memainkan perannya. Namun, bila benturan terjadi secara frontal, airbag tentu akan mengembang. Tapi juga ada ketentuan lain. Jika seandainya mobil menabrak pohon, pilar, atau tiang tepat di tengah pada bagian depan mobil, airbag tidak akan bekerja.
Selain itu, airbag tidak hanya otomatis bekerja pada benturan depan saja. Bila terjadi benturan serius pada bagian bawah kendaraan, sensor pada modul kontrol akan bekerja. Contohnya, mobil yang menabrak trotoar atau permukaan yang keras. Mobil yang mendarat dengan keras atau terjatuh juga akan mengembangkan airbag secara otomatis. Seperti jatuh kedalam lubang yang dalam.
Lalu bagaimana dengan benturan dari arah samping? Ternyata hal itu tidak akan memicu sensor pada modul kontrol. Walhasil, airbag tak akan keluar. Tabarakan dari arah belakang pun juga demikian. Selain itu, tak jarang mobil tergelincir hingga terguling ketika kondisi jalan licin. Walaupun keadaan mobil yang terguling cukup mengerikan, tapi fitur keamanan canggih ini juga tak akan bekerja