Cheryl Hile, Penderita Mutliple Sclerosis yang Mampu Mengikuti 7 Maraton di 7 Benua

Mentari Desiani Pramudita

Penulis

Cheryl Hile, Penderita Mutliple Sclerosis yang Mampu Mengikuti 7 Maraton di 7 Benua

Intisari-Online.com- Baginya, lari adalah segalanya. Ketika ia divonis tidak bisa berlari lagi, Cheryl Hile menolak untuk menyerah. Justru ia mampu mengikuti 7 maraton di 7 benua.

Oktober 2006, Cheryl didiagnosis menderita mutliple sclerosis. Sebuah kelainan neorologis yang mempengaruhi sistem saraf, otak, dan sum-sum tulang belakang. Ia mengalami gejala sendi kaku pada lengan, gangguan penglihatan sampai dengan tidak bisa menggerakkan kakinya lagi.

Mengalami hal ini, hati Cheryl hancur berkeping-keping. Karena bagi administrator di University of San Diego ini, lari adalah hidupnya. Bersama sang suami, Brian, keduanya memimpikan mampu berlari dari satu negara ke negara lainnya. Sebab sebelum ini mereka sudah mengikuti lebih dari 50 kompetisi maraton.

“Sangat sulit. Aku bahkan tidak bisa berjalan lagi. Setiap berjalan aku jatuh 12 kali,” jelas Cheryl kepada dailymail.co.uk.

Beruntungnya, ia bertemu Ara Mirzaian, seorang profesional medis yang terlatih dalam membantu pasien gangguan saraf. Ara merancang sebuah alat yang mampu menempel pada kaki kanannya. Fungsinya untuk menjaga kakinya agar bisa digerakkan dan tidak mudah jatuh.

Alat sederhana ini berwarna hitam dan dikaitkan pada kakinya seperti tali. Mampu menjaga kaki pada sudut 90 derajat. Tapi gerakan kaki agak sedikit terhambat karena ia mendarat dengan tumit setiap kali berjalan.

Namun alat ini sudah mampu membahagiakan diri Cheryl dan suami. Baginya bisa menggerakkan kaki saja sudah luar biasa, apalagi bisa digunakan berlari lagi. Alat ini pun akhirnya menjadi penompang hidupnya selama 10 tahun terakhir.

Kini, walau terkadang ia sering mengalami gejala akibat penyakit mutliple sclerosis seperti kesemutan, gangguan penglihatan bahkan rasa sakit yang amat dalam di kakinya, Cheryl tetap tidak akan menyerah. Ia bahkan mengikuti 7 maraton di 7 benua pada Juni 2016 kemarin.

Kisah Cheryl dan suami tentu saja menginspirasi setiap pelari atau orang yang melihat keduanya mengikuti kompetisi maraton. Sebuah pelajaran berharga karena walau sudah suka berlari, penyakit tetap bisa menghampiri seseorang tanpa sebab dan tanpa mengenal waktu.