Find Us On Social Media :

Dikenal Sebagai Negara Demokratis dan Damai, Mengapa Swedia Kini Jadi "Tempat Lahir" Ektremis di Eropa?

By Ade Sulaeman, Minggu, 9 Oktober 2016 | 16:00 WIB

Dikenal Sebagai Negara Demokratis dan Damai, Mengapa Swedia Kini Jadi

Intisari-Online.com -

Oleh: Yalda Hakim, dari BBC News

Swedia adalah sebuah negara demokratis yang damai dan sejak dulu menjadi tempat berlindung orang-orang yang melarikan diri dari konflik.

Namun, sekarang ini banyak anak muda yang keluarganya berlindung di sana justru berseberangan dengan Swedia. Lebih dari 300 orang pergi berperang di Suriah dan Irak, menjadikan Swedia, per tahunnya, sebagai salah satu pengekspor kaum ekstremis terbesar di Eropa.

Saya bertemu Sara, 23 tahun, di lantai bawah tanah sebuah gedung di Gothenburg, kota kedua terbesar Swedia. Dia sepertinya mirip dengan para wanita muda Barat lainnya, mengenakan pakaian ketat, kosmetik, dengan sejumlah tato di lengan dan leher.

Namun, dia baru saja kembali dari Raqqa, Suriah, tempat suaminya meninggal karena ikut berperang untuk kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.

Dia mengingat-ingat sejumlah kengerian yang disaksikannya. Suara wanita Yazidi yang diperkosa di ruangan di sebelahnya, pelanggar hukum dicambuk dan dieksekusi, pengeboman yang tak henti-hentinya serta serangan udara, adalah bagian dari kehidupan sehari-hari pengantin wanita jihadi.

Melarikan diri

Pada mulanya, hal itu lebih menarik. Dia bahagia dapat berada di sana. Namun, ketika suaminya meninggal, dia mulai menyadari hal-hal asing yang dikaitkan dengan agama yang sudah dianutnya sejak kecil.

"Ketika mereka membakar pilot Jordania, saya menanyakan mereka mengapa membakar seorang manusia. Apakah itu suatu hal yang benar menurut Islam? Yang saya ketahui Anda tidak diizinkan membakar siapa pun."

Dengan bantuan seorang pejuang ISIS lainnya, dia akhirnya berhasil diselundupkan keluar Suriah, melintasi perbatasan ke Turki sebelum diterbangkan kembali ke Swedia. Dia menunjukkan foto Kalashnikov-nya dan anak perempuannya yang cedera, wajahnya tertutup luka peluru.

Mengapa dia memutuskan untuk bergabung dengan ISIS, saya tanyakan?