Jangan Anggap Enteng Radang Tenggorokan, Bisa Saja Ada Penyakit yang Mendomplengnya

Bimo Wijoseno

Penulis

Jangan Anggap Enteng Radang Tenggorokan

Intisari-Online.com -Hampir semua orang pernah mengalami sakit radang tenggorokan. Tenggorokan rasanya menjadi panas dan kering. Banyak orang yang menganggapnya enteng.

"Ah, paling mau kena flu," pikir mereka. Padahal, bisa saja bukan karena tenggorokannya saja yang sakit. Namun ada penyakit lain yang mendomplengnya.

(Tidak Sarapan, 1 dari 7 Alasan yang Bikin Kita Mudah Capek Meski Sudah Tidur Cukup)

Menurut dr. S. Faisa Abiratno, Sp.THT, M.Sc., salah satu dokter di Medikaloka Health Care, Jakarta penyebab radang tenggorokan biasanya virus, bakteri, dan jamur. Radang atau inflamasi sebenarnya merupakan suatu reaksi dari organ tubuh terhadap sesuatu yang mengenainya.

Wujudnya bisa berupa warna yang memerah atau pembengkakkan di suatu tempat. Juga rasa tidak enak di tenggorokan. Inflamasi bisa terjadi karena polusi atau juga akibat alergi. Misalnya karena terkena asap rokok atau alergi debu. Cukup berkumur

Biasanya yang menjadi masalah adalah radang tenggorokan yang diakibatkan infeksi virus, jamur, atau bakteri. Pada kasus ini akan muncul gejala mencolok seperti panas, demam tinggi, maupun sakit tenggorokan yang berat.

Bahkan tak jarang seseorang terkapar di pembaringan sambil batuk-batuk dan hidung meler. Radang tenggorokan akibat virus yang sering terjadi di sekitar kita contohnya virus influenza. Biasanya muncul batuk dan pilek. Perlu dibedakan antara batuk pilek biasa atau common cold dengan flu. Batuk pilek biasa mudah pengobatannya.

Cukup dengan obat batuk pilek saja. Walaupun begitu, common cold bisa saja merupakan gejala awal flu. Jika seseorang terserang flu tak hanya terganggu oleh batuk pilek saja, tapi ia akan sulit beraktivitas. Ditambah dengan kepala pening dan berat, demam tinggi, serta meriang atau malaise, lengkap sudah penderitaan itu.

Batuk sendiri merupakan suatu mekanisme saluran nafas kita untuk menolak "benda asing" yang mengganggu pernafasan. Jika ada iritasi pada selaput lendir yang melapisi saluran pernafasan, akan ada reaksi menolak dengan membatukkan secara refleks.

Mekanismenya, ada udara yang datang dari paru-paru dan melemparkan apa saja sepanjang jalurnya melalui mulut. Sedakan ini kadang terjadi pula saat kita makan sambil bicara. Ini merupakan gerak refleks untuk melindungi saluran nafas.

Begitu pula dengan pilek, fungsinya juga mirip dengan batuk. Cuma dalam hal ini yang dijaga dari benda asing adalah selaput lendir di saluran pernafasan. Begitu ada benda asing masuk maka selaput akan memproduksi lendir terus-menerus untuk menolak benda asing itu keluar.

Jika tidak ditangani dengan segera, radang tenggorokan akibat infeksi virus atau bakteri ini akan berbahaya. Infeksinya akan bisa menyebar ke mana-mana lewat mekanisme darah. Apalagi kalau mengenai organ tubuh yang lebih vital.

Sakit radang tenggorokan kesannya memang tidak terlalu berat. Karena tenggorokan yang meradang ini bukan merupakan bagian organ yang vital di tubuh kita. Akan tetapi harus diingat, tenggorokan merupakan tempat lalu lalangnya makanan dan tempat saluran nafas.

Jika terjadi pembengkakkan yang hebat di tenggorokan bisa terjadi sulit bernafas, termasuk sulit juga untuk menelan makanan.

Ketika terserang radang tenggorokan kerap timbul keluhan serak hingga kesulitan untuk berbicara. Radangnya sudah mengenai daerah pita suara. Sebetulnya tidak langsung mengenai pita suaranya, tetapi bergetarnya pita suara akibat gerakan otot-otot di daerah sekitarnya (di daerah laring/pangkal tenggorok).

Ketika selaput lendir yang menutupi laring ini bengkak, getaran pita suaranya menjadi tidak sempurna meskipun otot-ototnya menggerakkan pita suaranya. Otot-otot pita suara tidak bisa bergerak maksimal karena terbentur selaput lendir yang bengkak.

Mengatasi radang tenggorokan sebenarnya mudah saja. Apalagi kalau penyebabnya bukan infeksi. Dengan menjaga daya tahan tubuh dan berkumur obat kumur antiseptik si radang sudah bisa enyah. Jika kebetulan susah memperoleh obat kumur antiseptik, bisa dicoba resep tradisional.

Cukup dengan merebus daun sirih atau air kunyit. Untuk mengurangi pembengkakan kumurlah dengan air garam. Kalau dengan antiseptik saja sembuh ngapain dihajar dengan antibiotik? Antibiotik baru dikeluarkan dengan tujuan untuk mencegah komplikasi yang akan muncul.

Artikel Terkait