Hindari Pengacau Siklus Tidur

K. Tatik Wardayati

Penulis

Hindari Pengacau Siklus Tidur

Apakah Anda termasuk orang yang gemar singgah ke kafe untuk minum kopi sepulang bekerja? Atau, makan terlalu kenyang menjelang tidur? Kalau ya, sebaiknya kurangi. Kalau mungkin tinggalkan, kesukaan itu. Pasalnya, kedua hal itu termasuk dua dari banyak faktor yang mengganggu siklus tidur Anda. Pengaruh kopi, misalnya, dapat mencapai 10 jam setelah diminum, sehingga peminumnya mengalami sulit tidur dan sering terbangun. Ini pertanda terganggunya siklus tidur.

Akibatnya, selain menyebabkan rasa kantuk di siang hari, gangguan tidur di malam hari juga mengakibatkan sakit kepala, pegal-pegal, lesu, lemah, dan sebagainya. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan otak dan jantung kekurangan oksigen, sehingga terjadi gangguan pada jantung, mengurangi kepandaian serta kekebalan (mudah lupa, pikun, dan sakit). Kekurangan oksigen pada jantung juga dapat menyebabkan mimpi yang menakutkan.

Karenanya, setiap orang membutuhkan siklus tidur yang normal sesuai dengan tingkatan usianya. Siklus tidur di malam hari (ultradian sleep cycle), mestinya ditandai siklus rapid eye movement (REM) dan siklus non-rapid eye movement (NREM) yang muncul bergantian antara 90 - 110 menit. Tidur yang "baik", memiliki siklus REM tidak lebih dari 25% dari total waktu tidur. REM merupakan batas antara tidur dan terjaga, saat daya ingat dan respon terhadap sinar dan suara masih ada, meskipun tidak sampai terbangun.

Saat REM, mata dan anggota tubuh lainnya tidak istirahat, sehingga tidur tidak nyenyak dan gelisah, mudah terbangun, dan sering bermimpi. Sekitar 80% dari mimpi tersebut dapat diingat sampai ke detil-detilnya. Denyut jantung dan pernapasan tidak teratur. Makanya ketika terbangun, akan terasa sakit kepala, mata lelah, pegal-pegal di otot leher, bahu, dada, dan sendi-sendi, serta mengantuk di siang hari.

Sementara pada siklus tidur NREM, terjadi tidur yang begitu nyenyak, sehingga nyaris tidak mengingat apapun, termasuk mimpi. Ada empat tingkat kenyenyakan pada siklus NREM. Tingkat 1 dan tingkat 2 merupakan tahap kenyenyakan yang paling banyak dialami orang (50 - 60%).

Sedangkan pada tingkat kenyenyakan 3 dan 4, tubuh menunjukkan keadaan istirahat maksimal (metabolisme, denyut jantung, dan frekuensi pernapasan menurun) disertai sekresi hormon pertumbuhan dan hormon-hormon lain yang sangat penting dalam proses pemulihan, karena merangsang pertumbuhan sel-sel baru di seluruh tubuh menggantikan sel-sel rusak dan mati. Pikiran pun jadi cerah, tubuh segar dan berenergi, karena tidur nyenyak tanpa gangguan.

Anak-anak mengalami siklus tidur NREM di tingkat 3 dan 4 lebih lama dan akan berkurang dengan bertambahnya usia. Di usia lanjut, siklus tidur NREM umumnya hanya sampai tingkat 1 dan 2 sehingga mudah terbangun dan mudah tertidur.

Nah, untuk kita yang masuk golongan usia produktif, sebaiknya tidak mengacaukan siklus tidur normal itu dengan gaya hidup yang kurang tepat.