Soal bahaya merokok sudah banyak dikupas. Di setiap isapan rokok tersimpan 4.000 macam racun. Namun, seperti artikel ini, selalu ada sisi berseberangan sebuah hal, maka merokok pun memiliki sisi baiknya. Apa itu?
-
-
- Merokok menurunkan risiko operasi sendi lutut. Sebuah penelitian baru menghasilkan temuan yang mengejutkan. Pria yang suka merokok ternyata kecil risikonya menjalani operasi penggantian sendi dibandingkan dengan mereka yang tak pernah merokok. Penelitian yang dilakukan oleh University of Adelaide di Australia itu disebarluaskan di Journal Arthritis & Rheumatism edisi Juli. Lalu, apa hubungannya? Operasi lutut itu umum terjadi di kalangan pejoging dan yang menderita kegemukan. Sedangkan perokok, kita tahu, mereka jarang lari pagi dan kecil kemungkinan untuk obesitas. Selain itu,nikotin di dalam tembakau membantu mencegah kemunduran tulang rawan dan sambungan sendi.
- Merokok menurunkan risiko penyakit Parkinson. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi hubungan terbalik yang aneh antara merokok dan Parkinson. Perokok kawakan (maksudnya sudah lama merokok), entah bagaimana, terlindungi dari penyakit Parkinson. Penelitian yang dilakukan pada Maret 2010 dan diterbitkan di Journal Neurology memang tidak menguliti soal ini, namun peneliti menemukan bahwa semakin lama merokok semakin terlindungi. Sebelumnya, Maret 2007, peneliti dari Harvard menemukan kenyataan bahwa efek perlindungan terhadap Parkinson itu berkurang jika perokok berhenti. Tapi tidak ada penjelasan yang ilmiah soal mengapa hal itu terjadi.
- Merokok menurunkan risiko obesitas. Nikotin yang terkandung dalam rokok merupakan zat penekan selera makan. Ini sudah diketahui berabad-abad lalu, setidaknya merujuk ke kebudayaan asli di Amerika sebelum zaman Columbus. Perusahaan rokok lalu memanfaatkan hal itu dengan sasaran wanita yang menginginkan tubuh langsing. Penelitian yang diterbitkan di Journal Physiology & Behavior pada Juli 2011 menyatakan bahwa salah satu pengalang orang berhenti merokok adalah begitu berhenti berat badan akan naik. Hubungan antara merokok dan berat badan memang rumit: nikotin sendiri merupakan perangsang dan penekan selera makan; dan tindakan merokok memicu perubahan perilaku yang mendorong perokok untuk mengurangi kudapan. Merokok juga membuat makanan kurang bercita rasa bagi beberapa perokok, yang pada akhirnya mengekang selera makan. Sebagai penekan selera makan, nikotin berfungsi sebagai bagian dari otak yang bernama hipotalamus, setidaknya pada percobaan dengan tikus, seperti yang terungkap dari penelitian di Universitas Yale dan diterbitkan di Journal Science 10 Juni 2011. Tentu saja tak mungkin jika kemudian dokter menyarankan Anda yang mau diet dengan merokok. Penelitian tadi dalam rangka mencari obat diet yang aman untuk mengatasi obesitas dengan mengontrol selera makan mereka.
- Merokok menurunkan risiko kematian setelah terkena serangan jantung. Dibandingkan dengan bukan perokok, perokok yang terkena serangan jantung terlihat memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dan lebih responsif terhadap dua jenis terapi penghilangan plak dari arteri mereka: terapi fibrinolitik dan angioplasty yang menghilangkan plak dengan menyelipkan balon atau stent di dalam arteri. Tapi, ada udang di balik batu lo. Alasan mengapa perokok terkena serangan jantung adalah merokok menggores arteri yang membuat lemak dan plak terbentuk di situ. Di samping itu, mengapa perokok memiliki keuntungan setelah diterapi dibandingkan dengan bukan perokok karena mereka masih muda sebab serangan jantung pertama kali terjadi sekitar 10 tahun dibandingkan dengan bukan perokok.
- Merokok membantu obat jantung clopidogrel bekerja dengan lebih baik. Clopidogrel adalah obat yang digunakan untuk mencegah pengentalan darah bagi pasien yang menderita penyakit jantung koroner dan penyakit sirkulasi darah lainnya. Merokok membantu clopidogrel melakukan tugasnya dengan lebih baik. Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti Korea dan disebarkan melalui Journal Thrombosis Research pada Oktober 2010 menunjukkan keuntungan merokok setidaknya 10 batang per hari. Sepertinya sesuatu yang ada di rokok mengaktifkan protein tertentu yang dikenal cytochromes yang mengubah clopidogrel menjadi aktif. Sekali lagi, tentu tak seorang dokter pun mau menganjurkan pasiennya untuk merokok sebagai bagian dari resep agar clopidogrel bekerja lebih bagus. Tetapi, "keuntungan" ini dan empat lainnya mengungkapkan bagaimana tembakau mengandung senyawa-senyawa yang bernilai pengobatan juga.
Selebihnya, semua di tangan Anda.
(Sumber: livescience.com)