Agen, Penentu Transfer Pemain Bola

Moh Habib Asyhad

Penulis

Agen, Penentu Transfer Pemain Bola

Intisari-Online.com -Dalam sepakbola modern, agen menempati posisi sangat strategis dalam urusan transfer pemain. Agen, seperti yang diatur oleh regulasi FIFA, bertugas untuk menjembatani proses kepindahan seorang pesepakbola dari klub satu ke yang lain.

Nah, di sini kemudian muncul pertanyaan, berapa sebenarnya komisi yang diterima oleh seorang agen pemain?

Pada dasarnya, komisi yang nantinya diterima oleh agen adalah berdasarkan kesepakatan bersama dengan sang pemain. Bisa kecil bisa juga besar. Tak jarang pula, sang agen itu melakukan pelbagai cara untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Pernah ada kasus yang melibatkan Pini Zahavi, seorang agen pemain berkebangsaan Israel. Saat menuntaskan proses transfer seorang pemain, Zahavi mendapat komisi sebesar 3 juta pounds. Padahal si pemain hanya terjual 7,5 juta pounds. Berarti komisinya nyaris mencapai 50% persen.

Untuk mensiasati keculasan seorang agen pemain, FIFA membuat prosedur yang sifatnya mengikat, yaitu sebesar 10% dari harga pemain, bisa juga kurang tergantung kluasul yang disepakati. Meski demikian, tidak menyurutkan agen untuk terus berbuat culas.

Transfer Matching System yang dibuat oleh FIFA pada 2010 silam, menemukan, masih banyak agen yang mematok komisi lebih dari 28% dari harga pemain pada 2012. Tak hanya itu, beberapa juga ada yang membuat klausul yang sifatnya aneh.

Seperti kasus Ladimir Valcao misalnya. Ia terikat kontrak ketat dengan agen yang menanganinya. Salah satunya Valcao sudah mendapat lampu hijau dari Atletico Madrid untuk hengkang pada pertengahan 2012 silam. Tapi ada syaratnya, Valcao harus bisa membawa Atletico ke tiga besar kompetisi lokal. Jika tidak, Valcao tidak bisa hengkang.

Untuk menghindari ketergantungan pemain dengan agen, FIFA langsung bergerak cepat. Salah satunya adalah dengan membuat Global Exchange Player (GEP) yang tujuannya sebagai media akomodasi para pemain yang ingin pindah klub.

“GEP nantinya akan merevolusi sistem transfer internasional dan nasional, serta menghalau agen-agen nakal,” ujar Jacques Anouma, ketua GEP. (The Guardian)