Find Us On Social Media :

3 Aktivitas untuk Memperkuat Otak

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 12 Oktober 2011 | 14:00 WIB

3 Aktivitas untuk Memperkuat Otak

Intisari-Online.com – Bisa jadi kita sering melupakan hal-hal sederhana seperti tempat meletakkan kunci rumah atau lupa password komputer. Nah, kita tidak boleh hanya diam saja jika terjadi penurunan memori. Hal ini terjadi bukan hanya karena usia, bisa saja terjadi karena kurang melatih otak.

Kabar baiknya, di otak kita terdapat 100 juta neuron. Artinya, dengan latihan-latian tertentu dapat mengaktifkan neuron lain yang belum melemah. Cobalah tiga trik berikut ini untuk memperkuat otak, seperti dikutip oleh Oprah.com.

1. Menjadi sukarelawan

Ini bisa merangsang: korteks prefrontal, area otak yang berfungsi unguk menganalisa, merencanakan dan memecahkan masalah

Menurut tim peneliti dari Universitas Johns Hopkins, wanita yang mengajar anak-anak selama enam bulan telah meningkatkan kemampuan kognitif. Kegiatan sukarela membuat orang seperti tutor atau guru bagi orang lain. Dengan mengajarkan sesuatu kepada orang lain dengan segala keterbatasan, membuat aliran darah lebih ke otak. Jadi, ketika menjadi relawan, bukan hanya membantu orang lain, tetapi juga menyehatkan otak.

2. Olahraga

Olahraga bisa merangsang hippocampus, tempat penyimpanan memori.

Arthur Kramer, Ph.D., peneliti dari Universitas Illinois, dengan menggunakan MRI memperlihatkan bahwa orang yang rajin berolahraga daerah hippocampus-nya menjadi lebih besar. Aktivitas fisik dapat meningkatkan jumlah kapiler di daerah tersebut. Dengan demikian, membantu sel-sel menumbuhkan memori baru. Kramer menyarankan olahraga selama satu jam, setidaknya tiga kali seminggu.

3. Belajar bermain gitar atau tenis

Ini untuk merangsang intraparetal sulcus, yang berhubungan dengan koordinasi mata.

Sebuah tim dari Universitas Oxford mengajar 24 orang untuk bermain sulap dengan alat. Diketahui setelah enam minggu, daerah intraparietal sulcus ternyata memiliki kerapatan yang lebih tinggi dari materi putih, serat otak yang memungkinkan neuron berkomunikasi satu sama lain.

Setiap aktivitas baru yang dipraktikkan dengan ketertarikan besar, seperti tenis atau bermain gitar, menurut Heidi Johansen-Berg, kepala peneliti, dimungkinkan akan memiliki efek ini.