Sejumlah Warga Mengungsi Akibat Kabut Asap Riau

Chatarina Komala

Penulis

Sejumlah Warga Mengungsi Akibat Kabut Asap Riau

Intisari-Online.com -Sejumlah warga Kota Pekanbaru, khususnya ibu hamil dan balita, mulai mengungsi, Kamis (13/3/2014). Pasalnya, mereka khawatir terhadap bahaya polusi asap kebakaran hutan dan lahan yang semakin parah di Provinsi Riau."Kondisi kabut asap makin parah, kasihan anak saya baru umur satu tahun, takutnya nanti bisa sakit," kata warga, Rika Indah Satiyanti (29), di Pekanbaru, hari ini.Begitu juga dengan Zainul Tanjung (30), warga Pekanbaru yang memutuskan mengungsikan istrinya yang tengah hamil empat bulan ke Kota Medan."Istri saya sudah mengeluh pusing dan batuk-batuk karena asap sudah terasa sampai ke dalam rumah. Mengungsi keputusan terbaik karena dokter di rumah sakit mengatakan asap kebakaran juga berbahaya untuk janin di kandungannya," katanya.Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau, lebih dari 51.600 warga sakit akibat polusi asap yang terjadi di Riau selama Februari hingga pertengahan Maret ini.Penerbangan dihentikan hingga 15 MaretParahnya kabut asap yang terjadi di Riau pun berdampak bagi banyaknya penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim yang dihentikan sementara hingga tanggal 15 Maret. Hal ini disampaikan oleh 16 maskapai, yang tergabung dalam Komite Operator Maskapai Penerbangan (Airlines Operator Comittee/AOC) Pekanbaru."Seluruh penerbangan dihentikan hingga 15 Maret, dan ada kemungkinan diperpanjang apabila kondisi asap tidak kunjung membaik," kata Ketua AOC Pekanbaru, Ahmad Nixon, di Pekanbaru, Rabu (12/3/2014).Akibatnya, sejumlah warga menggunakan jalur darat sebagai transportasi untuk mengungsi."Kalau mau menunggu asap reda sepertinya masih akan lama. Pemerintah saja sudah pasrah hanya menunggu hujan. Terpaksalah kami naik mobil dari Pekanbaru ke Medan 12 jam lamanya," ujar Arifin.Masih banyak warga yang tak tahu mengungsi ke manaSementara itu, masih banyak warga Riau yang tak mengungsi dan harus menghadapi serbuan kabut asap setiap harinya. Akhirnya, mereka hanya bisa pasrah sambil mengusahakan segala cara untuk mengantisipasi efek kabut asap.Audina (18), siswi kelas XII SMA Perguruan Witama, Pekanbaru, Riau misalnya. Ia dan rekan-rekannya di kota itu seharusnya mendapat bimbingan khusus dari guru menjelang ujian akhir sekolah pada Senin (17/3). Namun, kabut asap pekat memaksa mereka harus libur."Menurut rencana, ujian akhir sekolah (UAS) dilaksanakan Senin, tetapi sampai sekarang sekolah belum mendapatkan kepastian mengenai jadwalnya. Guru mengatakan, mereka masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Ada kemungkinan UAS akan diundur,” ujar Audina, Rabu (12/3/2014).Meskipun belajar di rumah, tak berarti mereka bisa bebas dari "serbuan" asap. "Semua pintu, jendela, dan lubang angin memang sudah ditutup, tetapi asap bisa menyusup ke dalam rumah, kecuali jika AC (air conditioner) dinyalakan," kata Audina.Tercatat, beberapa sekolah memang diliburkan mulai Senin hingga Kamis (13/3). Bahkan, kebijakan itu juga ditiru oleh perguruan tinggi di Pekanbaru, antara lain Universitas Riau dan Universitas Islam Riau.Apalagi setelah sejumlah kasus kematian dan sakit ditemukan berkaitan dengan paparan kabut asap Riau.Catatan Dinas Kesehatan Riau menunjukkan, hingga Senin (10/3) tercatat 41.500 orang menderita ISPA. (Kompas)