Obat Tidur dan Rokok Sama Bahayanya

Ade Sulaeman

Penulis

Obat Tidur dan Rokok Sama Bahayanya

Intisari-Online.com - Beberapa orang (yang tidak merokok) membenci para perokok. Asumsinya, perokok adalah mereka yang menyakiti diri mereka sendiri (juga orang lain). Namun, apabila orang-orang penentang rokok tersebut juga mengkonsumsi obat tidur, sebenarnya mereka tidak berbeda dengan para perokok. Toh, bahaya obat tidur setara dengan bahaya rokok.

Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa mereka yang menggunakan obat tidur, walau hanya sesekali, memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mengkonsumsi obat tidur. Tingkat kematiannya mencapai 5.3 kali lipat. Bahkan, masih menurut penelitian ini, mereka memiliki tingkat risiko mengidap kanker hingga 35%.

Daniel F. Kripke, seorang psikiatri dari University of California, bahkan berani menyatakan bahwa obat tidur memiliki tingkat risiko yang sama dengan rokok. Bahkan, bagi pengidap insomnia, obat tidur bukanlah solusi, karena justru lebih berbahaya dibanding ancaman dari insomnia itu sendiri.

Beberapa obat tidur biasanya dikenal sebagai hipnotik, yang membuat orang tertidur seperti tidak sadarkan diri. Beberapa zat yang termasuk di dalamnya antara lain zolpidem (untuk versi terbaru) dan temazepam (untuk versi lamanya). Jenis obat tidur yang bersifat hipnotik ini berbeda dengan obat tidur lainnya seperti melatonim yang membuat orang tertidur melalui proses relaksasi.

Dalam penelitian ini, Kripke dan teman-temannya menganalisis data dari tahun 2002 - 2007 mengenai sistem kesehatan di Pennsylvania, tentunya dalam skala yang besar. Mereka memperoleh data 10.529 orang pengguna obat tidur dan 23.676 orang yang tidak pernah menggunakan obat tidur.

Hasilnya, dalam kurun waktu 2,5 tahun, tingkat kematian pengguna obat tidur mencapai 6,1%, sedangkan mereka yang tidak menggunakan obat tidur “hanya” memiliki tingkat kematian 1,2%. Bahkan, mereka yang menggunakan obat tidur lebih dari 18 kali dalam setahun memiliki tingkat kematian 3.6 kali lipat lebih tinggi dibanding mereka yang tidak menggunakan. Jadi, dari 570.000 orang yang mati, 320.000 diantaranya terkait penggunaan obat tidur.

Kripke menyarankan penggunaan obat tidur tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Toh, walaupun dalam penggunaan “normal,” obat tidur memiliki ancaman yang tinggi terhadap peningkatan risiko kematian. (WebMD)