Suplemen Vitamin, Benarkah Diperlukan?

Ade Sulaeman

Penulis

Suplemen Vitamin, Benarkah Diperlukan?

Intisari-Online.com - Beberapa produk suplemen vitamin atau multivitamin ditawarkan dalam dosis tinggi. Misalnya vitamin C dengan dosis 1.000 mg, bahkan ada juga yang mencapai 2.000 mg. Padahal, tubuh belum tentu memerlukan vitamin sebanyak itu. Lagi pula, beberapa jenis vitamin, dalam dosis terlalu besar justru dapat menyebabkan keracunan.

Sebelum membahas tentang perlu atau tidaknya suplemen vitamin, terutama dalam dosis tinggi, perlu dijelaskan terlebih dahulu beberapa alasan seseorang dapat kekurangan vitamin. Seperti yang disampaikan Prof. dr. Rianto Setiabudy, farmakolog dari Universitas Indonesia.

Alasan yang pertama adalah kurangnya asupan makanan atau mereka yang makan dalam variasi terbatas. “Banyak orang sehat mengonsumsi vitamin karena takut kekurangan vitamin. Padahal kekurangan vitamin umumnya terjadi di daerah-daerah rawan pangan dan beberapa kondisi khusus,” ujar dokter Rianto.

Kekurangan vitamin juga dapat terjadi pada mereka yang sedang melakukan diet khusus, atau bisa juga disebut diet ketat. Kondisi ini sebenarnya masih bagian dari alasan kekurangan vitamin sebelumnya, yaitu kurangnya asupan makanan.

Beberapa orang yang sedang berada dalam kondisi tertentu juga dapat mengalami kekurangan vitamain. Misalnya, mereka yang sedang mengalami gangguan absorpsi, ibu hamil, atau orang yang baru saja dioperasi.

Nah, sementara iklan produk suplemen vitamin marak, beberapa orang justru berada dalam kondisi kelebihan vitamin. Penyebabnya? Tentu saja mengonsumsi suplemen vitamin dalam jumlah besar (megadose) atau mengonsumsi beberapa macam vitamin yang mengandung komponen yang sama. Padahal, sesuai dengan Recommended Dietary Allowance (RDA), konsumsi vitamin dibatasi pada takaran 75 - 100 mg/hari.

Jenis-jenis vitamin yang dapat menimbulkan keracunan adalah vitamin yang mudah larut dalam lemak, sehingga ketika jumlahnya berlebih, tubuh tidak mudah mengeluarkannya, misalnya vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan jenis vitamin yang mudah larut dalam air jarang menimbulkan keracunan, karena tubuh mudah mengeluarkannya melalui air seni apabila jumlahnya berlebih. Contoh vitamin jenis ini adalah vitamin C dan vitamin B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, B6, B12, folat).

Jadi, apakah Anda memang benar-benar memerlukan suplemen vitamin?