Penulis
Intisari-Online.com - Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis, sehingga produksi testosteron juga menurun. Penyebabnya bisa karena ada masalah di organ testis itu sendiri, atau karena faktor lain, seperti terganggunya fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofisis sehingga kerja testis ikut terganggu.
Keluhan yang sering dirasakan penderita hipogonadisme antara lain berupa penurunan libido, disfungsi ereksi, penurunan massa otot dan kekuatan otot, peningkatan massa lemak tubuh, dan osteoporosis. Selain itu, penyakit hipogonadisme juga menurunkan vitalitas tubuh, serta menurunkan mood seseorang.
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita hipogonadisme adalah dengan melakukan pemeriksaan hormon testosteron. Kadar testosteron total di atas 350 mg/dl merupakan batas saat substitusi testosteron tidak diperlukan. Kadar testosteron di bawah 230 mg/dl merupakan batas untuk memberikan substitusi testosteron. Sedangkan kadar antara 230-350 mg/dl memerlukan pemeriksaan ulang disertai pemeriksaan sex hormone binding globulin (SHBG) untuk menentukan kadar free testosteron atau bioavailable testosterone.
Pada penderita hipogonadisme sekunder, sering dilakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) atau CT-scan, untuk mengetahui adanya tumor di hipofisis.
Setelah diketahui seseorang menderita hipogonadisme, maka terapi pengobatan dilakukan, berupa terapi penggantian hormon testosteron. Pada penderita dewasa, terapi ini mampu mengembalikan fungsi seksual dan kekuatan otot serta mencegah osteoporosis. Pada penderita anak-anak, terapi penggantian testosteron mampu merangsang pubertas dan perkembangan karakteristik seks sekunder.