Penulis
Intisari-Online.com - Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Otago, Selandia Baru, ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D dalam dosis tinggi setiap bulannya dalam waktu satu tahun masih mungkin untuk terserang flu.
Mengonsumsi suplemen vitamin D juga tidak mengurangi waktu penyembuhan, tingkat keparahan penyakit, ataupun waktu kerja yang hilang karena harus beristirahat di rumah. Dengan kata lain, vitamin D, “Tidak efektif untuk mencegah atau membantu penyembuhan infeksi saluran pernapasan atas yang dialami pria dewasa,” ujar Dr. Jeffrey Linder, dari Brigham and Women’s Hospital di Boston yang mengomentari hasil penelitian ini.
Para peserta yang mengambil efek plasebo, yang kebanyakan memiliki kadar vitamin D yang tinggi dalam tubuhnya juga memperoleh hasil yang sama dengan mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D dalam kadar tinggi, yaitu tetap terserang flu.
Oleh karena itu, para peneliti menekankan bahwa mungkin hanya mereka yang mengalami kekurangan vitamin D lah yang mungkin merasakan langsung manfaat dari mengonsumsi vitamin D seperti berkurangnya risiko untuk terserang flu.
Sayangnya, penelitian ini masih berada dalam lingkup populasi yang sempit serta hanya dengan takaran konsumsi tertentu saja. Untuk itu, masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut yang mampu menjelaskan apakah terdapat manfaat dalam mengonsumsi suplemen pada populasi lain dan dengan beragam dosis lainnya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara rendahnya kandungan vitamin D dengan peningkatan risiko seseorang terserang infeksi saluran atas seperti tuberculosis (TBC). Namun tetap tidak menunjukkan bahwa vitamin D mampu mengurangi risiko seseorang terserang flu. (MyHealthNewsDaily)