Penulis
Intisari-Online.com – Salah satu vitamin yang menjadi sahabat kulit karena dapat membuat kulit segar dan sehat adalah vitamin C, vitamin yang tak asing lagi bagi kita.
Vitamin ini menjadi sahabat bagi kulit karena mampu mencegah dan memperbaiki kerusakan. Kulit bersahabat dengannya lewat dua cara utama. Cara pertama, sang sahabat mengatasi kerusakan kulit dengan menangkal ulah radikal bebas yang membuat kulit menjadi kusam, berkerut, dan bervlek. Sifat antioksidan yang dimiliki sang sahabat berhasil mengantisipasi bahkan sampai memperbaiki kerusakan. Ketika kulit rusak, sahabat akan memperbaikinya dengan cara membuat jaringan baru. Ia juga menghambat kerja enzim tirosinase, enzim yang bertugas membentuk pigmen. Alhasil, produksi enzim berkurang sehingga kulit kembali cerah, cermin kulit sehat dan segar.
Cara persahabatan kedua, sang sahabat membantu pembentukan kolagen, salah satu senyawa protein yang tugasnya menyusun jaringan-jaringan tubuh, termasuk kulit. Ketika usia bertambah, produksi kolagen pada kulit melambat sehingga kulit menjadi berkurang elastisitasnya dan terjadilah keriput. Ketika sahabat hadir di dalam tubuh, produksi kolagen bisa dipacu kembali sehingga jumlahnya bisa tetap seperti dulu, dan kulit bisa kembali kencang.
Vitamin C memang sahabat sejati kulit yang kehadirannya sangat dinantikan.
Alami atau suplementasi
Kita tidak boleh lalai mengonsumsi vitamin C, karena tubuh tak memiliki kemampuan untuk menyimpannya. Suplainya bisa berasal dari bahan alami, yakni dari konsumsi bahan makanan yang kaya vitamin C, atau suplementasi.
Bahan makanan yang kaya vitamin C terdapat pada buah dan sayur. Sayangnya, kandungan vitamin ini sering “hilang” sebagian pada saat pencucian dan proses pemasakan karena sifat vitamin ini larut air. Jadi, sebaiknya anjuran para ahli untuk selalu menyertakan buah dan sayur pada setiap kali makan dan ngemil cukup beralasan demi memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin C.
Suplemen vitamin C yang banyak dijual di pasaran bebas, merupakan upaya lain untuk memenuhi kebutuhan vitamin C. Di dalam suplemen ini terkandung ekstrak vitamin C yang kadarnya lebih pasti dibandingkan dengan yang alami; ada yang 100, 500, bahkan 1.000 mg. Hanya saja, suplemen ini memiliki rasa asam yang kuat yang dapat mengiritasi lambung. Kini, dengan kecanggihan teknologi tablet tersebut bisa dibalut gula.
Selain dengan kedua cara tadi, kulit juga bisa mendapatkan pasokan vitamin C dalam bentuk serum. Serum dioleskan pada kulit yang bermasalah, biasanya permasalahan muncul sebagai akibat kurang mendapat pasokan zat gizi.
Langsung ke sasaran
Di luar ketiga cara tadi, ada cara canggih memasok vitamin C. Yakni suntik vitamin C langsung masuk ke sasaran (pembuluh darah) sehingga tubuh menerima pasokan seutuhnya tanpa “korupsi” dan karena tidak melewati lambung, lambung pun aman dari iritasi asam yang dimiliki vitamin ini. Ekstrak vitamin C biasanya disuntikkan langsung ke pembuluh darah di lengan.
Kandungan obat suntik vitamin C ini ada yang vitamin C murni alias asam arkorbat, ada juga sodium askorbat yang hampir setara dengan asam askorbat.
Belakangan ini suntikan vitamin C demi meremajakan kulit banyak diminati padahal harganya terbilang mahal dan tidak cukup sekali suntik. Perlu disuntik 1 – 2 kali seminggu, dan dilakukan selama 4 minggu. Pada saat itu, barulah akan tampak perubahan pada kulit. Kulit menjadi cerah dan kencang. Selanjutnya penyuntikan ini perlu diulangi sebulan sekali demi mempertahankan kondisi kulit.
Suntikan vitamin C ini memiliki beberapa efek samping. Antara lain buang air kecil menjadi lebih sering, diare ringan sampai berat, muncul rasa panas di wajah, nyeri kepala, kram perut, mual, dan muntah. Pada mereka yang alergi muncul gatal-gatal di kulit, kulit memerah, bengkak pada bibir dan mata.
Melihat hal ini, banyak ahli menyarankan agar suplai vitamin C sebaiknya dari bahan makanan saja. Tapi, suplainya harus berkesinambungan agar cadangan di dalam tubuh senantiasa tersedia. (Menu Sehat)