Jadikan Buah dan Sayur Sebagai Kebutuhan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Jadikan Buah dan Sayur Sebagai Kebutuhan

Intisari-Online.com – Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan, rata-rata konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia hanya 2,5 porsi per hari. Dalam setahun jumlah konsumsi buah hanya 34,55 kg/kapita/tahun. Padahal, data dari badan PBB yang mengurusi makanan dan pertanian (FAO) menganjurkan konsumsi buah harus mencapai 73 kg/kapita/tahun dan standar kecukupan untuk sehat sebesar 91,25 kg/kapita/tahun. Sementara Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menyebutkan sebanyak 93,6 persen penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun masuk dalam kategori kurang makan buah dan sayur.

WHO merekomendasikan 400 gram buah dan sayur per hari. American Heart Association merekomendasikan 8 porsi atau 4,5 mangkuk dari berbagai jenis buah dan sayur per hari. Sedangkan Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 merekomendasikan setiap hari orang harus mengonsumsi 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah.

Dokter spesialis gizi klinik FKUI/RSCM dr. Fiastuti Witjaksono menjelaskan, yang dimaksud dengan satu porsi sayuran yaitu satu mangkuk ukuran sedang. Selanjutnya satu porsi buah yaitu satu buah ukuran sedang seperti apel atau pir, atau 10 buah ukuran kecil seperti anggur atau kelengkeng, atau satu potong buah ukuran besar seperti melon, semangka, dan lain-lain.

Masyarakat Indonesia sebenarnya telah mengetahui pola makan yang baik yaitu pola makan dengan gizi seimbang. Selain makanan pokok seperti nasi, roti, gandum, jagung sebagai sumber energi, serta lauk pauk seperti daging, ikan, yang kaya protein, untuk melengkapinya menjadi gizi seimbang kita perlu buah dan sayur. Namun, kebanyakan masyarakat kita masih memandang bahwa peran buah dan sayur hanyalah pelengkap, sehingga konsumsinya pun tidak teratur.

Untuk itu, konsumsilah minimal 2 porsi buah dan 3 porsi sayur setiap hari secara teratur. Contohnya dengan mengonsumsi 2 buah kiwi dan 3 porsi sayur setiap hari secara teratur dapat memberikan manfaat positif bagi tubuh seperti mencegah penyakit degeneratif. (*)