Intisari-Online.com - Navenna Shine, pendiri dan subjek percobaan Living on Light, berencana menghabiskan empat hingga enam bulan tanpa makan. Hanya berbekal cahaya matahari, air, dan teh. Berdasarkan situs miliknya Livingonlight.com, Shine memulai percobaan sebagai upaya mengikuti sekelompok Yogis, yang untuk ratusan tahun mengklaim dapat hidup hanya dengan cahaya.
Klaim tentang kemampuan untuk bertahan hidup tanpa makanan (dan terkadang tanpa air) disebut Inedia (dan inediates untuk pelakunya). Satu versi yang paling umum dari inedia adalah kepercayaan Breatharianism, yang mengajarkan bahwa manusia dapat belajar untuk bertahan hidup hanya dengan air dan sinar matahari.
Shine hanya jadi orang terakhir dari banyak inediates selama bertahun-tahun. Di zaman modern hanya segelintir orang yang benar-benar mengklaim kemampuan menakjubkan ini. Pada 2010, seorang dari India yang berusia 82 tahun, Prahald Jani, membuat berita dengan mengklaim dirinya tidak makan dan minum apa pun sejak Perang Dunia II.
Inedia sangat berbeda dari sekadar diet untuk kesehatan, sebagai bentuk protes, atau karena kelainan psikologi seperti anoreksia nervosa. Robert Carrol, kepala Departemen Filsafat di Sacramento City College menyatakan bahwa menolak makan memang memiliki konotasi spiritual yang kuat, seperti membersihkan jiwa dan raga.
Inediates berusaha untuk menjadi makhluk spiritual dan membawa puasa ke tingkat yang manusiawi. Jika mampu menahan diri, mengendalikan diri, dan mengurangi asupan makan dan minum, maka dia dapat menjadi orang yang lebih baik.
Berpuasa dalam waktu-waktu tertentu menjadi bagian dari banyak agama, termasuk Islam dan Kristen. Dalam tradisi Katolik Roma, beberapa orang suci menyatakan mereka pernah hidup selama beberapa bulan atau bahkan tahun tanpa makanan.
Bagaimana inedia ditinjau dari sisi ilmiah? Simak dalam artikel selanjutnya! (Discovery)