Warga Lereng Gunung Kelud Gelar Ritual Tolak Bala

Chatarina Komala

Penulis

Warga Lereng Gunung Kelud Gelar Ritual Tolak Bala

Intisari-Online.com - Tepat sebulan lebih enam hari meletusnya Gunung Kelud, sebuah ritual digelar oleh warga tiga desa pada Kamis (20/3). Meski kondisi Gunung Kelud sudah dinyatakan aman, sebagian warga yang tingal di lereng gunung itu masih memercayai peristiwa mistik yang bakal terjadi.

Selain buat keselamatan atau tolak bala, ritual tersebut juga mengantisipasi munculnya lahar dingin. Sebab, ada keyakinan dari sebagian orang tua yang ada di tiga desa itu, tepat selapan atau sebulan setelah meletusnyaGunung Kelud, biasanya akan muncul lahar dingin.

Nah, kalau perhitungan kalender Jawa, tepat sebulannya adalah malam Jumat Wage. Sebab, gunung itu meletus sebulan lalu juga pada malam Jumat Wage atau Kamis (13/3/2014) malam.

Sesaji itu, dilakukan warga yang tinggal di tiga desa, yakni, Desa Tamba'an, Desa Sukosewu, dan Desa Sukoreno, semuanya Kecamatan Gandusari, KabupatenBlitar.(Baca juga:Gunung Kelud Meletus: Fakta Menarik Seputar Letusan Gunung)Dilakukan di rumah warga

Ritual itu, bukan dilakukan di tengah lapangan atau di sudut kampungnya, melainkan di rumah warga yang memercayainya.

Warga, meletakkan ketupat dantakir plontangdi atas pintu rumahnya. Isinya, bukan lontong melainkan daun delinggu, bawang putih, garam, jahe, dan kunyit. Sedangtakir plontangitu berisi kembang telon, satu telur ayam kampung, uang receh, dan sesendok beras, dan kluwek.

Seperti yang dilakukan nenek Watemi (75), warga Desa Tamba'an RT 03/RW 04. Tepat habis Dhuhur, di atas pintu di rumahnya dipasang sesaji.

"Nggaksembarangmasang.Ada mantra, dan waktunya juga ditentukan. Untuk memasang ini harus habis Zuhur. Sebab, hitungan Jawa, kalau sudah habis Zuhur dan harinya Kamis, itu berarti sudah masuk hitungan hari Jumat," ujarnya.(Baca juga: Wisata Gunung Kelud Kembali Dibuka Untuk Umum)

Menurutnya, orang-orang tua dulu khawatir, bila tak buat sesaji. Sebab, seperti meletusnyaGunung Keludpada 1990 lalu, juga diikuti munculnya lahar dingin sebulan kemudian.

"Saat itu, desa kami diterjang lahar dingin sehingga banyak rumah yang rusak. Makanya, nasihat orang tua dulu, tepat sebulan setelahGunung Keludmeletus, agar membuat sesaji," ungkapnya. (Tribunnews)