Find Us On Social Media :

Rehabilitasi Psikososial Lewat Komunitas

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 27 Juli 2014 | 07:00 WIB

Rehabilitasi Psikososial Lewat Komunitas

Intisari-Online.com – Penderita skizofrenia sering merasa dirinya “lebih” bahkan bisa menyebut diri nabi, rasul, atau presiden. Gejala menjadi-jadi karena biasanya keluarga terlambat mengobati atau melakukan terapi. Rehabilitasi psikososial lewat Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia bisa dilakukan. Komunitas ini menjadi tempat berbagi.

Awalnya adalah gangguan jiwa yang diderita sang kakak. Karena tidak banyak informasi dari dalam negeri yang tersedia, Bagus Utomo kemudian mencari informasi dari pelbagai situs internet. Kesimpulannya, gejala itu mengarah ke penyakit skizofrenia.

Skizofrenia adalah kelainan mental yang ditandai gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah. Keadaan ini umumnya bermanifestasi dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, cara berbicara dan berpikir yang kacau, disertai disfungsi sosial dan pekerjaan.

(Baca juga: Mengapa Genius dan Gila Berhubungan)

Berbekal informasi tersebut, keluarga Bagus membawa kakaknya ke psikiater. Berkat penanganan yang tepat, sang kakak berangsur-angsur pulih.

Dengan niat baik untuk membantu keluarga lain yang memiliki penderitaan serupa, serta didorong keinginan untuk berbagi pengalaman, Bagus pun membuat website mengenai skizofrenia. Sayang, karena saat itu kecepatan internet masih lambat, juga karena minimnya modal, situs pun terbengkalai.

“Hingga muncullah media sosial seperti Facebook di tahun 2009. Saya memindahkan komunitas ini ke media tersebut,” jelas Bagus Utomo yang kemudian menamai kelompok itu Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI).

Sambutan publik ternyata luar biasa. Hingga kini anggotanya mencapai 14.000 orang dan menyebar di 15 kota. “Paling tidak, itu terobosan yang baik untuk bidang kesehatan jiwa,” tambah Bagus.

Situs www.peduliskizofrenia.org kini dilengkapi dengan sistem pendaftaran resmi anggota KPSI. Pengelola berharap agar para wakil rakyat dan pemerintah lebih memperhatikan isu kesehatan jiwa.

Kampanye dilakukan antara lain dengan pameran lukisan, pemutaran film dokumenter mengenai gangguan jiwa, mengadakan pelatihan kepada awak media, sampai mengadakan sayembara jurnalistik tentang skizofrenia.

KPSI juga bekerja sama dengan akademisi untuk membangun kesadaran agar orang berminat menjadi pekerja sosial dan profesional di bidang kesehatan jiwa. Khususnya untuk mengembangkan aspek rehabilitasi psikososial berbasis komunitas.

Di parlemen, KPSI juga melibatkan diri dalam kelompok kerja RUU Kesehatan Jiwa. Sayangnya, meski sudah masuk program legislasi nasional, hingga saat ini RUU tersebut belum final.