Find Us On Social Media :

Kisah Bung Karno Populerkan Peci, Bikin Pria Tambah Ganteng Hingga Jadi Atribut bangsa

By Mentari DP, Rabu, 6 Juni 2018 | 14:00 WIB

Intisari-Online.com - Bagi para penyuka dan pembaca karya-karya mengenai Soekarno, pasti mafhum bagaimana peci menjadi salah satu ciri khas presiden pertama RI tersebut.

Soekarno berpeci bahkan jauh hari sebelum dirinya menjadi presiden.

Peci pertama kali dipopulerkan oleh Soekarno sekira 1920-an awal saat ia berpidato di kongres Jong Java di Surabaya.

Secara tegas Soekarno mengatakan peci adalah simbol nasionalisme yang dia kombinasikan dengan jas dan dasi yang menjadi simbol Belanda.

Baca juga: Kisah Heldy, Gadis Asal Kalimantan yang Disebut Sebagai Cinta Terakhir Soekarno

Setelah itu peci menjadi sangat identik dengan masyarakat pribumi dan bahkan seolah menjadi atribut wajib saat masuk ke ranah birokrasi.

Inggit Garnasih, istri kedua Soekarno, seperti tercatat dalam buku Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Inggit dengan Soekarno, mempunyai kesan sendiri terhadap peci suaminya tersebut.

“Ia mengenakan peci beludru hitam kebanggaannya, pakaian putih-putih. Cukup tinggi badannya. Ganteng. Anak muda yang pesolek, perlente,” kenang Inggit seperti yang ditulis oleh Ramadhan K. H, penulis buku tersebut.

Tak hanya menjadi ciri khasnya, peci yang dikenakan Soekarno juga dianggap sebagai contoh model pemuda zaman 1940-an.

Gambaran itu tertuang dalam cerpen Mas Saleh Sastrawinata yang berjudul Peci.

“...gambar Soekarno yang berpeci sambil memegang dagu, menjadi model yang suka ditiru pemuda dan dengan tiada sengaja menjadi alat reklame peci juga."

Harus diakui, penampilan Bung Karno saat mengenakan peci memang terlihat lebih ganteng.

Mungkin karena itulah banyak anak muda yang ingin menirunya.