Penulis
Intisari-Online.com -Meski terkesan lemah, Palestina sedikitnya memiliki 2.600 personel pasukan komando elite Pengawal Presiden (Presidential Guards).
Uniknya, beberapa di antara anggota pasukan komando elite itu merupakan pasukan komando wanita.
Kemampuan pasukan komando wanita Palestina tidak kalahdengan anggota pasukan komando Pengawal Presiden Palestina lainnya.
Bagaimanapun juga, mereka mendapatkan beragam kemampuan pelatihan militer yang sangat keras dan disiplin.
Salah satu kemampuan pasukan komando wanita Palestina antara lain melaksanakan aksi menembak mahir dengan cara meluncur menggunakan tali dari gedung berketinggian puluhan meter.
Selain itu, mereka juga dibekali kemampuan melakukan pertempuran jarak dekat dalam gedung (urban combat), taktik perang antiteror, teknik serbuan komando berani mati dan lainnya.
Selain memiliki pasukan khusus wanita yang tergabung dalam satuan Pengawal Presiden, para perempuan Palestina juga banyak yang berprofesi sebagai polisi dan bertugas di kawasan Tepi Barat (West Bank).
Dari 30 ribu anggota polisi Palestina, 3.000 di antaranya adalah para wanita.
Khusus para wanita yang tergabung dalam pasukan komando Pengawal Presiden, mereka merupakan orang-orang yang dari sejak kecil menyukai olahraga, petualangan, dan menembak.
Oleh karena itu ketika para wanita Palestina ini direkrut menjadi pasukan komando, kemampuan tempurnya langsung meningkat pesat selayaknya pasukan komando kelas dunia.
Pusat pelatihan untuk menggembleng para pasukan komando wanita Palestina berada di kota Jericho.
Para pelatihnya bahkan terdiri dari pasukan khusus yang didatangkan langsung dari Italia dan Prancis.
Tapi untuk pusat pelatihan teknik tempur darat berada di luar kota di kawasan padang gurun yang ganas.
Dalam latihan tempur darat di padang gurun itu semua kemampuan layaknya pasukan komando diajarkan dan tidak ada pembedaan perlakuan terhadap pasukan komando pria serta wanita.
Para pasukan komando wanita Palestina yang jumlahnya sudah sekitar 400 personel atau sama dengan satuan setingkat kompi itu sebenarnya sudah gatal untuk turun bertempur melawan pasukan Israel di Jalur Gaza.
Tapi karena Jalur Gaza berada di bawah kontrol dan kekuasaan Hamas, kehadiran pasukan Palestina justru dilarang oleh para militan Hamas.