Intisari-Online.com -Di Indonesia, kita mengenal Tatang Koswara sebagai sniper terbaik di Indonesia. Di Amerika Serikat, ada nama Chris Kyle yang dikenal sebagai penembak runduk paling mematik sepanjang sejarah militer negeri itu.
(Baca juga: Dikabarkan Ditembak Sniper, Rizieq Shihab Langsung Tinggalkan Indonesia)
Ada satu prinsip sniper yang sangat terkenal: one shot, one kill. Satu tembakan, satu nyawa. Selain itu, berikut ini beberapa fakta tentang sniper dan bagaimana ia bekerja.
- Antara detak jantung: sniper melatih diri untuk menembak di antara detak jantung karena aliran darah dapat mempengaruhi jari-jari mereka saat menembak. Untuk mencapai level ini, para sniper biasanya melatih untuk memperlambat detak jantungnya bahkan di bawah badai gurun, yang secara alami menyebabkan detak jantung seseorang meningkat.
- Tembakan terjauh yang tercatat: tembakan terjauh yang dilakukan sniper yang pernah tercatat adalah 2.706 yard atau sekitar 2.474 meter atas nama Craig Harrison dari Inggris. Rekor ini terjadi saat perang di Afganistan pada 2009 silam.
- Etimologi: istilah “sniper” mulai diberlakukan selama pendudukan Inggris di India pada abad ke-19. Terma itu sendiri berarti “membidik dari tempat yang tersembunyi”, juga mengacu pada permainan memburu burung snipe.
- Sejarah awal: selama Perang Saudara AS, Jenderal Hiram Berdan dan Robert E. Lee merupakan yang pertama yang menggunakan istilah penembak jitu atau “sharpshooters” selama masa perang. Saat Perang Dunia I, Jerman adalah yang pertama menempatkan seorang sniper terlatih, dan Rusia adalah yang menggunaka dua orang dalam satu tim sniper.
- Setelan Ghillie: kata “ghillie” berasal dari Skotlandia yang dikembangkan sebagai setelan khusus bagi para sniper sebagai perangkat penyamaran. Seiring waktu, model itu terus dimodifikasi sedemikian rupa.
- Biaya efektif: biaya yang digunakan untuk melatih sniper tergolong besar, tapi setidaknya itu sangat efektif untuk mengirit jumlah amunisi ke depannya. Sebagai contoh, rata-rata amunis yang dikeluarkan sekali putara per satu nyawa di Vietnam (oleh tentara AS) adalah 200 ribu. Sebaliknya, sniper di Vietnam hanya mengeluarkan 1,3 amunisi per nyawa. Perbandingannya: US$2.300 vs. 27 sen.
- Variabel: angin dan gravitasi adalah dua musuh besar seorang sniper. Begitu juga dengan panas dan kelembaban. MOA (minute of angle) adalah satuan ukuran yang digunakan sniper untuk mengukur akurasi. MOA mengukur akurasi tembakan dengan menjadikan jarak sebagai pertimbangan. Dari jarak terbesar yang yang dicapai oleh sniper, telah disesuaikan dengan penurunan gravitasi hingga 150 kaki.
- Penghargaan: selama Perang Dunia II, sistem pemberian penghargaan bagi sniper di Jerman sedikit unik. Tidak hanya memberi lencana, tapi juga hadiah sesuai dengan berapa nyawa yang berhasil dibunuh; a). 50 nyawa—jam tangan; b). 100 nyawa—senapan berburu; c). 150 nyawa—perjalanan berburu bersama komandan militer Heinrich Himmler.
- Sniper tidak boleh berkeliaran: di USMC Scout Sniper School, calon sniper dididik untuk melewati serangkaian tes yang ketat. Mereka tidak diperbolehkan untuk berkeliaran di depan pintu. Seorang sniper juga harus memiliki kemampuan untuk memutuskan masalah secara mandiri.
- Skil fana: tidak ada yang belajar menjadi sniper dengan membaca buku. Sederhananya, seorang sniper harus berlatih terus-menerus, jika berhenti untuk sementara waktu, maka kemampuan itu akan hilang. Ini adalah jenis keterampilan yang mudah hilang.
- Pepatah Cina: pekerjaan seorang sniper dapat diringkas dalam sebuah pepatah Cina yang dipasang di Marine Corps Camp Pendleton: MEMBUNUH SATU, MENEROR SERIBU!