Penulis
Intisari-Online.com – Musim hujan telah tiba, kita mesti waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit infeksi akut ini disebabkan oleh virus dengue, tertama menyerang anak-anak. Ditandai dengan gejala demam tinggi secara mendadak dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan (shock) dan kematian. Penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Bagaimana upaya pencegahannya? Ya, dengan memutuskan rantai penularannya. Sebagian orang berusaha menghindari gigitan nyamuk penular dengan cara memasang kelambu saat tidur, mengolesi kulit dengan obat antinyamuk, atau menghilangkan tempat perindukan dan peristirahatan nyamuk. Juga tak sedikit yang memberantas vektor penyakit itu (nyamuk) dengan menyemprotkan bahan kimia sintetis. Celakanya, cara ini sangat tidak ramah lingkungan.
Obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar maupun oles umumnya mengandung insektisida dengan beberapa senyawa kimia. Misalnya, nyamuk Culex sp. Dan Aedes aegypti diberantas dengan menyemprotkan racun serangga. Selain berdampak positif (nyamuk sekarat), ada pula dampak negatifnya. Kemungkinan timbul keracunan pada manusia, hewan ternak, polusi lingkungan, dan hama menjadi resisten. Adakalanya juga insektisida ini menyebabkan bau menyengat dan bikin sesak napas dan alergi pada kulit sehingga berpengaruh terhadap kesehatan. Di samping itu, penyemprotan dengan insektisida sintetis membutuhkan biaya cukup besar.
Nah, dalam melawan nyamuk, ekstrak serai bisa mnejadi solusi. Ekstrak ini merupakan senyawa kimia alamiah yang berbau khas dan dapat digunakan untuk menghindari gangguan/gigitan nyamuk.
Cara mendapatkan ekstrak serai cukup sederhana. Ambil batang dan daun serai sebanyak 1 kg, dicuci dan ditiriskan, kemudian dihaluskan (diblender). Hasil blenderan dilarutkan dalam air 250 ml, dan biarkan terendam selama satu malam. Selanjutnya rendaman tersebut disaring. Hasil saringan disimpan dalam botol dan diencerkan dengan aquades.
Ekstrak itu berupa minyak atsiri yang mengandung beragam senyawa, antara lain sitrat, sitronela, gerantol, mirsena, nerol, farsenol methil heptenon, dan dipentena. Yang paling diandalkan membunuh nyamuk hanyalah setronela, karena memiliki sifat racun (desisccant). Cara kerja racun ini seperti racun kontak yang mematikan karena tubuh serangga (nyamuk) kehilangan banyak cairan.
Bahan ekstrak itulah yang nanti digunakan dalam penyemprotan nyamuk atau sebagai “obat nyamuk” semprot atau “obat nyamuk” oles dengan konsentrasi senyawa kimia yang rendah dan alamiah. Seberapa banyak ekstrak dan cairan pelarut digunakan, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan.
Selain ramah lingkungan dan tanpa efek sampingan, pemberantasan nyamuk dengan cara ini juga relatif murah. Apalagi tanaman serai sudah tidak asing bagi kita. Batang dan daunnya biasa digunakan untuk bumbu masak, minyak wangi, bahan pencampur pada jamu, juga dapat menghasilkan minyak atsiri.
Serai merupakan tumbuhan herba menahun. Jenis rumput-rumputan ini bisa setinggi 50 – 100 cm, berdaun tunggal berjumbai sepanjang 1 m, lebar 1,5 cm, dengan tekstur kasar dan tajam. Permukaan atas dan bawah daun berambut serta berwarna hijau. Batang tak berkayu, beruas-ruas pendek, serta berakar serabut.
Anda ingin bertanam serai? Ambil tunas atau anakannya, dan tancapkan ke tanah. Beres! (Intisari)