Penulis
Intisari-Online.com -Hubungan intim itu bisa diibaratkan seperti halnya makan. Selera terbit karena bentuk makanannya, warnanya, baunya, rasanya, dan cara penyajiannya. Hubungan seksual juga begitu. Misal, lingkungannya. Jangan melakukannya di sebelah kamar yang ramai sekali. Suasana ruangannya sendiri harus mendukung.
Kemudian, penampilan suami maupun istri harus oke. Janganlah istri pakai daster butut, tanpa make-up dan rambut diikat karet, atau suami baru pulang dari bengkel belum mandi lalu minta. Prakondisi seperti itu tak memenuhi syarat.
(Baca juga: 5 Tips 'Foreplay' untuk Memberikan Wanita Orgasme Puting)
Setelah situasi, kondisi, penampilan mendukung, derajat rangsangan kian bertambah. Nah, bukankah makin terangsang akan makin cepat klimaks? Bahkan wanita kadang-kadang bisa mencapai orgasme pada waktu foreplay itu sendiri. Bagaimana tanda-tandanya, dari segi fisik (misal matanya memejam sambil merintih), dari reaksi tubuhnya, dari vaginanya yang berlendir. Kalau sudah terangsang seperti itu, pada waktu itulah saatnya melakukan penetrasi.
Nah, pada waktu penetrasi, jika suami sudah dapat mengendalikan diri, maka ia akan tahu kapan istrinya orgasme. Kalau sudah lebih pintar lagi, si suami bisa mengatur jika ia ingin istrinya orgasme 2 – 3 kali atau bahkan lebih, baru ia ejakulasi. Itu bisa dikendalikan, tentu cara-caranya banyak jika mau konsultasi dengan dokter.
(Baca juga: 6 Kesalahan 'Foreplay' yang Harus Dihindari oleh Wanita)
Setelah ejakulasi, kalau memang Anda merasa puas dan bisa memuaskan istri, itu tak cukup dengan hanya berbalik badan lalu tidur mendengkur. Lanjutkan dengan belaian, memijat-mijat lengan, ditambah kata-kata pujian dan rayuan. Itu akan meninggalkan kesan yang mendalam pada pasangan, sehingga ia akan senang hati melakukannya lagi untuk ronde berikutnya.