Penulis
Intisari-Online.com – Sebetulnya, hasrat seksual wanita dan pria sama. Wanita di kota-kota besar sudah aware bahwa mereka berhak menuntut kegiatan seksual yang maksimal, optimal, dan berkualitas serta menimbulkan kenikmatan seksual sama dengan pria.
Dahulu sebagai orang Timur, wanita pasrah terhadap keinginan seksual pria. Namun sekarang tidak lagi. Kini seorang wanita tak sungkan lagi meminta jika libidonya meninggi.
(Baca juga:Agar Pacaran Tetap untuk Tujuan Saling Mengenal, Bukan Saling Memuaskan Hasrat Seksual)
Suami-istri juga harus bisa berkomunikasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai.
Misalnya, tentang bagian-bagian erotis yang peka. Baik wanita maupun pria memiliki daerah-daerah erotik tertentu, selain organ genital yang merupakan erotic zone paling maksimal.
Hubungan seksual itu learning by doing. Walaupun dengan pasangan tetap, setiap hubungan seksual satu dengan yang lain, tidak akan sama.
Keinginan satu orang dengan yang lain tidak sama. Misalnya, tergantung mood atau suasana hati sangat berpengaruh.
Hati, emosi, dan perasaan pada pasangan akan menentukan kualitas hubungan seksualnya. Ketika letih atau kesal pada suami, kualitas hubungan seksualnya niscaya akan berkurang.
Karena itu, disarankan agar wanita tidak melakukan hubungan seksual pada saat capek, walaupun di dalam hati ngebet sekali.
Sebaliknya, ada juga laki-laki tertentu yang justru lebih bergairah saat capek. Jadi, berlawanan dengan wanita. Padahal hubungan seksual harmonis harus diinginkan dua belah pihak.
Waktu yang paling pas konon di pagi hari, saat badan segar dan pikiran belum terpolusi. Selain itu, hormon estrogen berada pada titik puncak saat pagi hari.
Suksesnya sebuah hubungan seksual juga berawal dari rangsangan yang diterima. Rangsangan itu bisa muncul lewat lima panca indera.
Rangsangan dari luar itu ditangkap otak sebelum sinyalnya kemudian ke organ genital.
Wanita terangsang lewat sentuhan dan pendengaran. Kata-kata manis, kata-kata menghibur yang disertai sentuhan, juga akan menimbulkan rangsangan.
Beda dengan laki-laki yang cenderung terangsang lewat visual. Begitu liat wanita cantik, langsung bereaksi, terutama ketika usia muda.
Istilahnya, “pandangan hidup”, baru dipandang saja sudah hidup. Yang jadi masalah, karena gairah laki-laki hanya muncul oleh rangsangan visual, umumnya ia cuek pada pasangan.
(Baca juga:Nonton TV di Kamar Tidur, Salah Satu Kebiasaan Buruk yang Hancurkan Kehidupan Seksual Pasangan)
Lelaki asyik menuntut pasangan agar menyenangkan matanya, tetapi tidak memperhatikan kebutuhan pasangan. Padahal istri ingin dibelai, dicumbu, dan dirayu dengan kata-kata mesra.
Kepedulian suami itu sangat penting, supaya istri timbul gairahnya saat ia tidak sedang terangsang.