Find Us On Social Media :

5 Keuntungan Bermain Buat Anak-anak

By Agus Surono, Selasa, 16 Agustus 2011 | 13:04 WIB

5 Keuntungan Bermain Buat Anak-anak

Jangan menyepelekan waktu bermain bagi anak-anak. Ketika anak-anak bermain rumah-rumahan, berperang melawan naga-nagaan, atau mengatur sebuah permainan jingkat-jingkatan, mereka sebenarnya sedang mengembangkan kemampuan hidup yang sangat penting – dan mempersiapkan otak mereka untuk tantangan di masa dewasa.

Sayangnya, pakar pengembangan anak bilang, waktu istirahat untuk anak-anak bermain di sekolah mulai berkurang semenjak tiga dekade terakhir. Nah, simak lima keuntungan bermain ini yang dicuplik dari LiveScience.

Perilaku yang lebih baik

Menghukum anak untuk tidak istirahat saat di sekolah bisa jadi kontraproduktif. Menurut penelitian tahun 2009 yang disebarkan melalui Journal Pediatrics, perilaku anak-anak di ruang kelas akan lebih baik manakala mereka memiliki kesempatan untuk menumpahkan energi mereka di halaman sekolah selama seharian. Para peneliti membandingkan peringkat perilaku anak sekolah usia 8 – 9 tahun antara yang memperoleh istirahat dan tidak. Anak yang memperoleh lebih dari 15 menit istirahat memiliki nilai akademis yang lebih baik. Sayangnya, 30% dari lebih 10.000 anak-anak dalam penelitian itu tidak memiliki waktu istirahat atau istirahatnya kurang dari 15 menit setiap hari.

Bermain untuk kelompok

Bermain-main mengajarkan anak untuk bermain dengan baik. Penelitian yang dimunculkan di Early Childhood Education Journal tahun 2007 mengungkapkan bahwa bermain - baik bebas atau dibawah pengawasan orang dewasa - dapat membantu anak prasekolah belajar kesadaran akan perasaan orang lain. Bermain juga mengajari anak-anak untuk mengatur emosi mereka, sebuah keahlian yang bermanfaat saat mereka beranjak dewasa.

“Anda bisa mencobanya tanpa ada konsekuensinya,” kata Kathy Hirsch-Pasek, psikolog perkembangan anak di Temple University yang meneliti keuntungan bermain. “(Bermain)” juga membolehkan Anda bermain simulasi untuk menguasai aturan-aturan sosial.

Biarkan Bergerak

Naik pohon, petak umpet, dan bahkan berputar-putar membuat anak-anak bergerak lebih banyak dibandingkan main game atau nonton teve. Asosiasi Jantung Amerika menyarankan anak-anak di atas dua tahun melakukan aktivitas menyenangkan sekitar satu jam per hari. Ada bukti bahwa anak-anak yang aktif tumbuh menjadi dewasa aktif, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung dan momok gaya hidup santai lainnya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun 2005 di American Journal of Prventative Medicine yang melibatkan penduduk Finlandia di atas umur 21 tahun dan menemukan bahwa lebih aktif pada umur 9 – 18 tahun dikemudian hari tetap aktif hidupnya.

Belajar dukungan

Membaca, menulis, matematika, dan ... istirahat? Penelitian tahun 2009 di Jurnal Kesehatan Sekolah menemukan bahwa lebih banyak anak-anak melakukan aktivitas, nilai akademisnya cenderung juga lebih baik. Ini menunjukkan bahwa berada di kelas tanpa henti bukan cara terbaik untuk memperbaiki nilai pelajaran, kata psikolog Hirsch-Pasek.

“Anak-anak belajar untuk menghitung ketika mereka melakukan main loncat-loncatan. Mereka belajar angka ketika mereka bermain stickball, dan percayalah mereka tahu tim mana yang berada di depan. Mereka bercerita di halaman sekolah dan mereka bertambah aktif,” kata Hirsch-Pasek.

Ini menyenangkan

Bermain adalah hal yang alamiah pada masa kanak-kanak. Bahkan Hirsch-Pasek menunjukkan non-mamalia saja melakukan hal itu.

Sifat menyenangkan dari permainan di sekolah dimanfaatkan oleh lembaga nirlaba Playworks, yang menyelenggarakan pelatihan “pelatih” ke sekolah-sekolah untuk mengajar permainan anak-anak zaman klasik dan menjadi mentor anak-anak saat mereka beristirahat. Playworks fokus pada sekolah-sekolah miskin, tempat anak-anak berisiko tinggi DO sebelum kelulusan sekolah menengah.  

“Kami menemukan bahwa anak-anak merasa lebih aman setelah Playworks membantu fasilitas istirahat,” kata juru bicara Cindy Wilson. “Anak-anak bilang ke kami mereka lebih suka datang ke sekolah.”

Tak hanya itu saja, istirahat juga memberikan kebebasan yang sama kepada anak-anak seperti yang sudah diterima oleh orang dewasa. “Dewasa butuh istirahat. Anak-anak pun perlu juga ‘kan?” kata Wilson.