Find Us On Social Media :

Cara Memberi Umpan Balik Positif

By Agus Surono, Jumat, 24 Februari 2012 | 13:10 WIB

Cara Memberi Umpan Balik Positif

Intisari-Online.com - Umpan balik positif merupakan peranti paling kuat yang Anda miliki untuk meningkatkan perilaku dan harga diri anak-anak Anda. Umpan balik positif bisa berarti menggunakan pujian atau insentif untuk mendorong pengambilan keputusan yang baik. Umpan balik positif memang bukan hal baru, tapi kita sering lupa menggunakannya.

Anda bisa menggunakan umpan balik positif dalam dua cara:

Menggunakan umpan balik positif untuk memperkuat perilaku yang diinginkan itu mudah. Cobalah temukan perilaku yang baik. Jika sudah Anda temukan, tinggal memperkuatnya. Ketika anak-anak berperilaku baik, atau telah melakukan sesuatu yang baik atau sesuatu yang mereka inginkan, hadiahi mereka dengan kata-kata pujian atau semangat, pelukan hangat, atau sesuatu yang istimewa.

Tanamkan sifat berbagi (sharing) dengan orang lain pada anak-anak Anda. Ketika mereka berbagi, semakin kuatkan tindakan berbagi itu. Anda bisa mengatakan: "Aku suka dengan caramu berbagi." "Aku melihat kamu telah memutuskan untuk berbagi mainan pagi ini. Itu bagus sekali."

Umpan balik positif mudah digunakan. Yang sulit adalah mengingat untuk terus mempertahankan perilaku baik. Sering kita hanya melihat perilaku buruk pada anak dan memandang perilaku baik itu sudah semestinya.

Perkuatlah perilaku baik dengan mengatakan kepada anak-anak bahwa Anda sangat berterima kasih akan hal itu. Fokuskan pada aspek-aspek positif dari perilaku anak-anak Anda. Ini memang perlu latihan. Jika Anda meningkatkan penggunaan umpan balik positif dan tidak melakukan perubahan dalam perilaku pengasuhan, anak Anda akan mulai membuat keputusan-keputusan yang lebih baik.

Umpan balik positif juga dapat Anda gunakan untuk mengeliminasi atau memperlemah perilaku buruk. Teknik ini manjur untuk pola-pola perilaku buruk. Pertama, tentukan perilaku buruk. Berikutnya, tentukan perilaku baik. Nur yang berusia 10 tahun berdebat dan bertengkar dengan adik-nya, Syahroni, yang berusia 6 tahun. Hal sebaliknya terjadi ketika kedua kakak-beradik itu menonton televisi. Menonton TV secara bersama dan kooperatif akan mengatasi pertengkaran.

Cinta dan kasih sayang yang saling menguntungkan bisa ditanamkan pada diri kedua anak dengan memberi arahan kepada si kakak, dan kepada si adik diberi gagasan untuk mengikuti arahan tersebut, seperti "Kamu bantu Syahroni mengerjakan pekerjaan rumah. Kamu baik, kok." Dengan begitu, niscaya pertengkaran akan semakin berkurang. Cara ini memang sederhana tapi efektif.

Kebanyakan orang tua tahu nilai penggunaan umpan balik positif. Anak-anak menjadi mampu memotivasi diri untuk berperilaku baik dan kooperatif, kendati tidak sedikit yang gagal.

Umpan balik positif memberi dorongan motivasi kepada anak-anak. la dapat membangun harga diri dan mendorong anak untuk semakin termotivasi seperti halnya orang dewasa. Lembur, bonus, hadiah merupakan beberapa contoh umpan balik positif. Motivasi diri Anda di tempat kerja terdorong apabila Anda tidak digaji. Ini alamiah. Semakin cepat anak-anak mempelajarinya semakin baik.

Orang tua yang keberatan memberikan reward (hadiah) harus ingat bahwa tujuan mereka adalah mendapati si anak bisa membuat keputusan baik. Tidak semua anak memiliki motivasi diri untuk mencapai tujuan tersebut. Menggunakan umpan balik positif bisa menjadikan segalanya menuju ke arah yang benar. Setelah itu, motivasi diri yang akan bekerja dengan sendirinya.

Ketika Anda member insentif kepada anak, berupa uang saku atau hadiah lainnya, pastikan itu untuk setidaknya bisa mendorong anak untuk terus berbuat baik. "Tugasmu sudah kamu selesaikan dengan sangat baik. Nah, ini hadiah yang kamu inginkan. Mudah-mudahan kamu senang."

Gunakan kalimat-kalimat ini untuk memberi dorongan

Untuk menunjukkan kepercayaan:

Untuk menunjukkan pentingnya kerja keras:

Untuk menunjukkan kekuatan dan perkembangan:

Untuk mengajari anak agar belajar dari kesalahan:

Untuk menumbuhkan tanggung jawab: