Find Us On Social Media :

Wahai para Orangtua, Ingatlah, Dibentak dan Diteriaki Bikin Anak Makin Nakal

By Mohamad Takdir, Kamis, 8 Juni 2017 | 11:00 WIB

Dibentak dan Diteriaki Buat Anak Makin Nakal

Intisari-Online.com - Orangtua umumnya berterriak ke anak remaja mereka yang nakal dan susah diatur. Tetapi taktik seperti itu malah meningkatkan kenakalan remaja.

Dalam sebuah penelitian, orangtua yang menggunakan teriakan dalam memarahi anaknya pada usia anak 13 tahun (dan ketika anak remaja) malah berisiko. Risikonya adalah anak-anak mereka akan menjadi lebih nakal.

Anak nakal pun lebih sering dimarahi dengan diteriaki orangtua dan, kelak, anak nakal itu ketika memarahi anaknya akan seperti orangtua mereka. Ini adalah lingkaran setan.

(Baca juga: Wajib Dicatat! Inilah 5 Kalimat yang Pantang Diucapkan Orangtua)

Menurut asisten profesor Psikologi Pendidikan di University of Pittsburgh, Ming-Te Wang: "Berteriak tidak akan efektif, malah membuat anak semakin nakal. Orangtua sebaiknya berkomunikasi dengan menyamakan pandangan dan posisi dengan anak mereka serta menjelaskan secara rasional"

Penelitian yang rilis di jurnal Child Development meneliti 976 keluarga termasuk ibu, ayah dan anak remaja yang berada di Pennsylvania. Keluarga ditanya seberapa sering mereka berteriak dalam memarahi anak ditambah dengan kata-kata kasar

Sebanyak 50% orangtua mengakui mereka membentak anaknya. Masalah perilaku ini dihubungkan dengan status sosial ekonomi keluarga dan penggunaan disiplin secara fisik.

(Baca juga: Teknik Berhubungan Seks untuk Mendapatkan Anak Laki-laki yang Bisa Dicoba Malam Ini)

Membentak dan berteriak memiliki efek buruk sebab remaja akan menginterpretasikannya sebagai penolakan atau hinaan sehingga anak akan menganggap orangtua sebagai musuh.

Dr. Jefry Biehler, kepala dokter anak dari Rumah Sakit Anak Miami mengatakan bahwa ini berarti metode seperti itu tidak efektif dalam mendisiplinkan anak.

Tentu saja masih perlu diteliti seperti apakah wujud dari membentak dan berteriak itu. Bisa saja dari hasil penelitian ini ada ketidakcocokan antara laporan anak dan orangtua sebab ada kemungkinan mereka berbohong karena didorong perasaan malu. (Wired.com)

(Baca juga: Ketika Para Pengasuh Anak Keluarga Kaya Raya Mengungkap Rahasia Majikan Mereka)