Gatotkaca Terserang Stres (1): Gangguan yang Sangat Fleksibel

Mohamad Takdir

Penulis

Gatotkaca Terserang Stres (1): Gangguan yang Sangat Fleksibel

Intisari-Online.com - Stres memang gangguan yang sangat fleksibel, karena ujung serangannya bisa mengarah ke mana-mana. Ia dapat menjadi penyebab gangguan fisik maupun emosional. Sayangnya, awam selama ini lebih banyak mengenal stres sebagai penyakit yang menyerang mental saja.Memang, pengaruh buruk stres terhadap kesehatan mental sangat merisaukan. Namun, dampaknya terhadap kesehatan fisik pun tak dapat dianggap enteng. Istilah stres dipinjam dari ilmu logam metalurgi. Yang intinya merujuk pada tekanan dengan kekuatan tertentu yang diberikan pada sebatang logam. Sampai suatu saat, logam itu tidak kuat lagi bertahan, menjadi retak atau patah.Peristiwa retaknya logam yang didahului datangnya tekanan itulah yang disebut stres. Istilah ini kemudian diadopsi pada manusia, karena dipercaya ada kemiripan dalam proses terjadinya stres pada bahan logam dan manusia.Stres yang kita bicarakan kini tentu saja stres pada manusia. Itu pun yang berkepanjangan, sehingga mengganggu kehidupannya. Sebenarnya, kita tetap memerlukan stres. Namun, hanya sampai skala tertentu. Stres ringan macam ini dibutuhkan untuk memicu semangat beraktivitas, misalnya.Stres "ala manusia" ini didefinisikan sebagai tekanan yang menimbulkan fisik maupun emosional yang non-spesifik, sehingga membuat seseorang tidak dapat bertahan menghadapi berbagai tekanan.Akibatnya, kondisi fisik dan mental orang itu menjadi rapuh atau lazim disebut distres. Penyebab stres alias stresor banyak ragamnya. Mulai bencana alam, sampai bencana bikinan manusia, yang di dalamnya termasuk perang atau kecelakaan dengan korban banyak, seperti peristiwa kebocoran reaktor atom di Chernobil (Rusia), atau pecahnya tanki gas beracun di Bhopal, India.Kecelakaan mobil atau bus dengan korban banyak juga berpotensi membuat strespara korban hidup. Begitu juga dengan peristiwa-peristiwa masif, menakutkan, horor, panik, teror, hilang nyawa, dan luka-luka.Bahkan, krisis ekonomi, krisis moral, dan krisis hukum di masyarakat juga dapat menjadi stresor. Ada orang yang begitu stres karena merasa tidak ada lagi hukum yang pasti, sehingga dapat menyebabkan timbulnya keributan, penjarahan, atau kekacauan masyarakat yang berbuntut kerusuhan, pemerkosaan, pembunuhan dengan cara yang amat keji.Dalam pasal ini, termasuk juga stres lantaran krisis pemerintahan dan anarki pada masa revolusi atau pergantian pemerintahan.Dari artikel "Gatotkaca Terserang Stres" oleh dr. Witjaksana M. Roan DPM dalam buku "Mind Body and Soul" (2005).