Gatotkaca Terserang Stres (4): Stres Datang Pencernaan Meradang

Mohamad Takdir

Penulis

Gatotkaca Terserang Stres (4): Stres Datang Pencernaan Meradang

Intisari-Online.com - Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan alat cerna, selama ini memang banyak dipercaya sebagai kelanjutan dari stres.Sebut saja tukak lambung, enkopresis (sejenis feses yang tidak disebabkan oleh kelainan organik), megakolon psikogn (pembesaran kolon secara abnormal), kolitis ulserosa (gangguan pada usus besar), obesitas (kegemukan), serta anoreksia nervosa (hilangnya nafsu makan, sering terjadi pada remaja putri).Namun, selain pencernaan sebenarnya banyak penyakit fisik lain yang diakibatkan stres. Misalnya, penyakit jantung koroner, angina pektoris (nyeri dada yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung sehingga otot jantung kehilangan oksigen), infark miokard (serangan jantung mendadak), hipertensi esensial (disebut juga hipertensi primer, 90% penderita hipertensi menderita penyakit ini), aritimia jantung (irama detak jantung yang tidak normal), gagal jantung kongestif (komplikasi tekanan darah tinggi yang terkontrol dengan baik).Stresor juga mengancam fungsi alat pernapasan, menyebabkan beragam penyakit, seperti sindrom hiperventilasi, dispnea (sukar bernapas), atau asma bronkial (penyakit paru-paru yang ditandai penyempitan menyeluruh saluran napas). Sekaligus memunculkan penyakit endoktrin, seperti hipertiroid (gondok), diabetes melitus, amenorea (baik yang sifatnya primer berupa tidak datangnya haid, maupun sekunder berupa haid kurang alami).Selain itu ada beberapa penyakit kulit yang bersumber dari stres, semisal pruritus (gatal seperti kaligata yang tidak diketahui sebabnya), hiperhidrosis (telapak tangan selalu berkeringat), psoriasis (gangguan kulit kronis yang timbul-hilang, terutama bila sedang menghadapi masalah).Ada juga alopecia areata (botak di kepala, terjadi dengan sendirinnya atau karena dicabuti karena tidak tahan terhadap tekanan hidup), acne vulgaris (jerawat dan alergi terhadap berbagai sebab yang jelas maupun tidak jelas).Bahkan, mereka yang selama ini bermasalah dengan penyakit di sekitar alat kelamin pun mesti berhati-hati, karena dampak kerja stresor sampai juga ke wilayah ini. Mulai dari poliuria (sering kencing), disuria (rasa tak enak ketika buang air kecil), stranguria (rasa sakit saat mau kencing dan anyang-anyangan), dispareunia (nyeri saat sanggama), vaginismus (mengecilnya dan menegangnya liang senggama), sampai yang paling berat, impotensi! Bukan menakut-nakuti, tapi coba pikirkan sekali lagi. Apa gunanya berotot kawat dan bertulang besi, jika terserang impotensi gara-gara stres.Dari artikel "Gatotkaca Terserang Stres" oleh dr. Witjaksana M. Roan DPM dalam buku "Mind Body and Soul" (2005).