Penulis
Intisari-Online.com- Jika Anda disuruh untuk membayangkan hewan apa yang berketombe, kira-kira hewan apa yang terlintas di benak Anda?
Yang pasti,Anda tidak membayangkan seekor dinosaurus, bukan?
Namun, para ahli paleontologi baru-baru ini telah menemukan ketombe tertua di dunia.
Dilansir dari Science Alert (28/5/2018), fosil ketombe berusia 125 juta tahun itu nyatanya dimiliki oleh dinosaurus.
Meski adalah hal yang agaknya aneh untuk digali, namun ini membuat kita tahu bagaimana dinosaurus ternyata mengelupaskan kulit mereka.
"Sel-sel fosil yang diawetkan ini memiliki detail yang luar biasa, sampai ke tingkat fibril keratin nano," kata salah satu tim, palaeobiolog Maria McNamara dari University College Cork di Irlandia.
"Apa yang luar biasa adalah bahwa fosil ketombe hampir identik dengan milik burung zaman sekarang," lanjutnya.
Fosil ketombe ini adalah satu-satunya yang pernah dilaporkan.
Sehingga, kemungkinan ketombe pertama di duinia dimiliki oleh dinosaurus.
Peneliti menunjukkan bahwa ketombe jenis ini muncul pada akhir periode Jurassic tengah.
Yakni saat fitur-fitur kulit mereka berkembang.
"Ada ledakan evolusi dinosaurus berbulu dan burung saat itu," ucap McNamara.
"Adalah menarik untuk melihat bukti bahwa kulit burung dan dinosaurus itu berkembang pesat dalam menanggapi pangkal bulu atau rambut," lanjutnya.
Meskipun Anda mungkin tidak berpikir bahwa ketombe merupakan hal yang baik bagi kulit.
Sebenarnya, ketombe sama pentingnya dengan pengaturan sel organ.
Sama seperti ketombe modern, fosil ketombe berusia 125 juta tahun ini terbuat dari corneocytes, sejenis sel keras yang mengandung banyak keratin protein.
Baca Juga:Punya Potensi Gigi Berlubang? Lakukan 8 Cara Mudah Ini untuk Memulihkannya
Corneocytes secara teratur digantikan oleh shedding, dan mereka merupakan bagian penting dari penghalang kulit.
Namun, tidak seperti ketombe modern pada burung, yang memiliki keratin longgar, keratin di corneocytes ini padat.
Perbedaan dalam struktur ini berarti kulit dinosaurus tidak seefektif pada pendinginan evaporatif seperti halnya kulit burung modern.
Para peneliti percaya hal ini disebabkan karena dinosaurus ini tidak menjadi hangat seperti burung modern.
"Bukanlah hal biasa untuk dapat mempelajari kulit dinosaurus, dan fakta ini ketombe," kata Benton.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa fosil membuktikan dibosaurus tidak mengalami pengelupasan kulit seluruhnya layaknya kadal atau ular.
Namun hanya melepaskan beberapa bagian fragmen kulit di antara bulu/ rambut yang dimilikinya.