Find Us On Social Media :

Zulia Mahendra, Putra Amzori yang Bertahun-tahun Membenci Negara dan Upayanya Menghapus Sisa-sisa Balas Dendam Kematian Ayahnya

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 28 Mei 2018 | 17:15 WIB

Intisari-Online.com - Kasus Bom Bali I diklaim sebagai peristiwa terorisme paling mengerikan dalam sejarah bangsa Indonesia.

Dalam insiden tersebut, setidaknya ada 202 orang meninggal dunia, sementara 209 lainnya terluka.

Salah satu tokoh sentral pengeboman itu adalah Amrozi yang kemudian divonis mati pada Juli 2003.

Tidak berselang lama, dua pelaku lainnya, Imam Samudra dan Ali Gufron alias Muklas pun dijatuhi hukuman yang sama.

Ketiga orang itu kemudian dijuluki Trio Bomber Bali.

Baca juga: Terungkap, Pelaku Bom Di Gereja Surabaya Ternyata Keponakan Jaringan Teroris Bom Bali 1!

Setelah melalui berbagai proses yang begitu panjang, Amrozi cs dieksekusi mati pada Minggu (9/11/2008) di lembah Nirbaya, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Kematian Amrozi ternyata tak bisa diterima begitu saja oleh putra bungsunya, Zulia Mahendra.

Menurut laporan Surya.co.id, saat kematian Amrozi kala itu, Zulia Mahendra membentangkan spanduk bertuliskan “Aku akan lanjutkan perjuangan Abi”.

Saat itu, Zulia masih duduk di bangku SMA yang secara psikis ia masih dalam masa pencarian jati diri.

Sejak itu pula, Zulia Mahendra merasa membenci negara.

Pemikiran untuk meneruskan jejak sang ayah pun muncul. Bahkan, ia belajar membuat dan merakit bom secara otodidak.

Ilmu tentang persenjataan pun dipelajarinya.