Find Us On Social Media :

Bukan Dongeng Belaka, Rupanya Harta Karun Benar-Benar Ada, Berikut Kisahnya

By Afif Khoirul M, Rabu, 23 Mei 2018 | 09:45 WIB

Ketika kabar kematiannya mencapai Inca, mereka diduga menyembunyikan harta itu di sebuah gua rahasia di pegunungan Llanganate di Ekuador modern.

Beberapa orang mengaku telah menemukan harta karun itu sejak saat itu. 

Lima puluh tahun setelah kematian Atahualpa, seorang pria Spanyol bernama Valverde dikatakan menjadi kaya dalam semalam ketika orang Incan memberitahunya tentang lokasi tersebut. Dia menulis 'Derrotero de Valverde', petunjuk menuju harta karun.

Seorang ahli botani Inggris bernama Richard Spruce dikatakan telah menemukan gua itu menggunakan panduan Valverde pada pertengahan abad ke-19. 

Begitu juga seorang pemburu harta karun bernama Barth Blake yang menghilang secara misterius setelah menemukan gua tersebut.

Sejak itu, banyak yang mencoba memburunya namun gagal menemukan lokasi itu lagi. Ada kemungkinan bahwa gempa bumi yang menyebabkan gua tesebut hilang, dan menyembunyikan emas Inca selamanya.

4. Harta Karun Esperanza

Di tengah Samudera Pasifik, ada 12 kilometer persegi (4,6 mil ) atol yang disebut Palmyra dengan populasi 4–20 ilmuwan dan staf Amerika. Itu kabarnya menjadi tempat persembunyian harta karun bajak laut.

Pada tahun 1816, kapal Spanyol Esperanza menuju Antillen dengan muatan emas, perak, dan permata yang dijarah bajak laut dari Peru. 

Di tengah perjalanan, ia menabrak badai yang mematahkan tiangnya, sehingga mengubah kapal menjadi sasaran empuk bajak laut.

Kapal  itu diserang, dijarah, dan ditenggelamkan. Dalam perjalanan ke Macao, kapal bajak laut juga mengalami badai, kehilangan arah, dan hancur ke dalam terumbu karang di sekitar Palmyra Atoll.

Para perompak yang menemukannya membagi harta itu,dan mengubur sebagian besar di pulau itu, dan seorang kru yang selamat menulis surat-surat tentang harta karun tersebut.

Seratus tahun kemudian, orang yang memiliki surat-surat itu, bernama William Foster, memberikannya kepada Honolulu Star-Bulletin, yang menerbitkan laporan itu.