Penulis
Intisari-Online.com- Pada abad ke 19, seorang dokter gigi Pennsylvania bernama WH Atkinson menemukan kondisi yang terdengar seperti mimpi buruk.
Menulis di The Dental Cosmos, jurnal besar pertama untuk dokter gigi Amerika, Atkinson mendokumentasikan pecahnya ledakan gigi.
Dia menamukan gigi meledak pada 3 pasien. Yang pertama, pendeta dari Springfield, menjalani cobaan yang tidak menyenangkan ini pada tahun 1817.
Bahkan sang pendeta hingga melakukan hal-hal liar dengan berlari ke mana-mana.
Konon dia juga berlari pergi ke mata air dan meneggelamkan kepalanya ke dasar air dingin.
Gigi yang sakit itu begitu menyiksa hingga pada suatu hari terdengar ledakan.
Ledaan itu diketahui berasal dari giginya yang pecah berkeping-keping.
Namun, segera setelah ledakan semua rasa sakit itu hilang.
Baca Juga:Rusia Jadi 1 dari 3 Negara di Dunia yang Secara Militer Dianggap Paling Sulit Ditaklukkan
Tiga belas tahun setelah insiden yang menyedihkan ini, sesuatu yang serupa terjadi pada pasien yang dikenal sebagai Nyonya Letitia D.
Kasus terakhir malapetaka gigi ini terjadi pada 1855 yang menimpa Ny Anna PA.
Dia melaporkan bahwa salah satu gigi taringnya terpisah dari depan ke belakang.
Meskipun sebenarnya ada lima atau enam kasus gigi meledak yang dilaporkan pada abad ke 19, belum ada kasus yang didokumentasikan dari ledakan gigi sejak tahun 1920-an.
Baca Juga:Pesona Janda-janda Muda di Batavia, Lebih Menarik Ketimbang Gadis Perawan
Hugh Devlin, Profesor di Restorative Dentistry di University of Manchester School of Dentistry, mengatakan bahwa meskipun cukup umum gigi yang sakit untuk berlubang, namun tidak untuk meledak.
Jadi apa yang menyebabkan ledakan gigi yang dramatis ini?
Dalam artikelnya tahun 1860, Atkinson menawarkan dua penjelasan alternatif.
Yang pertama adalah bahwa zat yang disebutnya 'kalori bebas' sedang menumpuk di gigi dan menyebabkan peningkatan tekanan yang dramatis pada pulpa.
Baca Juga:Apa Itu Trisomy 13? Penyakit Langka yang Jadi Penyebab Meninggalnya Bayi Adam Fabumi
Hipotesis ini dapat dikesampingkan secara langsung, karena ia bergantung pada teori ilmiah yang usang.
Selama bertahun-tahun, panas diyakini terdiri dari cairan yang disebut 'kalori', yang dapat membebani diri sendiri.
Meskipun ini akan membuat tekanan meningkat menjadi masuk akal, kita sekarang tahu bahwa tidak ada cairan seperti itu.
Penjelasan kedua nampaknya lebih kredibel.
Baca Juga:'Murder Babes', Kontroversi Kasus Pembunuhan oleh 3 Wanita Cantik Thailand
Dia mengatalan bahwa pembusukan di dalam gigi mungkin menyebabkan penumpukan gas, yang akhirnya membuat gigi patah.
Meski begitu, Devlin juga meragukan teori ini.
Baginya sangat tidak mungkin bahwa gas bisa menumpuk di gigi hingga membuatnya meledak.
Bahkan hingga saat ini ampaknya "misteri gigi yang meledak" akan tetap tidak terpecahkan.
Baca Juga:10 Sifat Tak Terduga yang Hanya Anda Temukan pada Orang Sangat Cerdas!