Find Us On Social Media :

Harkitnas: Yang Disebut Bangsa Sebenarnya ‘Hanya’ Suatu Imajinasi

By Ade Sulaeman, Minggu, 20 Mei 2018 | 10:15 WIB

Dalam tinjauan Intisari ke dua titik simbolis Indonesia, Sabang dan Merauke, tercatat ilustrasi seperti berikut:

Di Sabang, kota di ujung barat Indonesia itu, masih terdengar lagu-lagu P. Ramlee, penyanyi idola dan ikon Malaysia dari tahun '50-an, yang bagi penduduk Sabang tetap saja dianggap sebagai "orang Aceh", karena memang berasal dari Aceh.

Bahwa kenyataan ini tidak menjadi masalah bagi Malaysia, negeri tetangga yang untuk sebagian memang "serumpun Melayu" dengan Indonesia, menunjukkan adanya kesatuan budaya lain yang tumpang tindih dengan kesatuan yang selalu diangankan sebagai kesatuan Indonesia.

Di Merauke, tepatnya di garis perbatasan dengan Papua Nugini, dengan mudah disaksikan bagaimana orang-orang Kanum setiap hari melakukan perjalanan kaki ulang-alik lintas negara.

Membawa hasil bumi dari bagian Papua Nugini, dan menjualnya di pasar yang berada di bagian Indonesia, dan kembali lagi pada hari yang sama, dengan persepsi bahwa ladang dan pasar itu berada dalam kesatuan wilayah saja, yakni wilayah kehidupan suku mereka, sebagai pengertian yang sudah eksis berabad-abad sebelum kedua negara modern pascakolonialisme itu membelahnya.

Baca juga: Bolehkah Tetap Berpuasa Setelah Malamnya Berhubungan Intim tapi Belum Mandi Besar? Begini Jawabannya

Angka-angka garis lintang dan bujur geografis pada tugu perbatasan, di samping "rumah semut" khas Merauke itu, bagi mereka tidak terlalu banyak artinya.

Tanpa harus berada di perbatasan, tumpang tindihnya konsep "Indonesia" dengan berbagai konsep kesatuan setempat, memang menarik dibongkar-bongkar: bagaimanakah sebenarnya orang Indonesia memandang Indonesia?

Apalagi ketika konsep kesatuan mutakhir yang disebut globalisasi, meramaikannya dengan ketumpangtindihan baru.

Menyambut Seratus Tahun Kebangkitan Nasional, setelah seri laporan Walisanga dan Dunia Para Kartunis, mulai nomor ini setiap dua bulan sekali Intisari melaporkan kepada Pembaca yang Budiman, bagaimanakah kiranya konsep "Indonesia" terpandang dan terungkap di berbagai pelosok tanah air.

Sering dikatakan bahwa keragaman merupakan kekayaan Indonesia, kiranya hal tersebut sudah waktunya tidak sekadar dibayangkan, melainkan diperiksa sendiri.

Baca juga: Koopssusgab, Hanya 90 Orang Namun Paling Mematikan di Dunia! Siap Kirim Teroris ke Neraka