Find Us On Social Media :

Abah Atma: Kisah Veteran yang Berani Menolak Perintah Komandan Demi Jalankan Pesan Ibu

By Ade Sulaeman, Minggu, 20 Mei 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Meski aksi-aksi teror sempat menerpa Indonesia, ketika bulan puasa dimulai sejak Kamis (17/5/2018), kondisi Indonesia kembali kondusif.

Namun, pernah terbayangkah Anda bagaimana situasi bulan puasa sebelum Indonesia merdeka?

Saat para pejuang kita masih harus bertempur melawan para penjajah?

Tentunya jauh dari kata kondusif seperti saat ini.

Baca juga: Bolehkah Tetap Berpuasa Setelah Malamnya Berhubungan Intim tapi Belum Mandi Besar? Begini Jawabannya

Untuk itulah, rasanya kita patut bersyukur dan berterima kasih atas jasa para pahlawan.

Meski sebenarnya ucapan terima kasih tersebut mungkin masih terasa kurang mengingat banyak veteran perang Indonesia, yang dulu rela mengorbankan jiwa dan raganya, kini hidup dalam keterbatasan secara ekonomi.

Salah satu kisah veteran yang hidup dalam kondisi miskin secara harta di masa tuanya adalah Abah Atma, yang kisahnya ditulis oleh penulis buku-buku sejarah Hendi Jo melalui akun Facebook-nya berikut ini.

Baca juga: Kisah Istri Malas yang Justru akan Membuat para Suami Menangis

BAH ATMA DAN SAYA

Dalam hidup saya tak ada yang paling indah dan mengagumkan ketika mendengar seorang tua bersemangat menceritakan masa lalunya.

Tak aneh jika detik ini saya hitung-hitung ada sekitar 300 veteran yang sudah saya wawancara sejak 1999 dan kini mereka tinggal sekitar 40 orang lagi.

Ya saya harus sadar pada akhirnya saya tak bisa melawan takdir: adu cepat dengan malaikat maut.

Sejatinya hubungan saya dengan mereka bukan sekadar hubungan antara periset dengan narasumbernya tapi kerap lebih kepada hubungan antara anak dan ayah.

Begitulah, wajar jika ketika hari ini saya mendengar Bah Atma sakit keras, benak saya dipenuhi keinginan untuk segera menemuinya kembali.

Orang ini memang miskin harta di masa tuanya (ia hanya pembuat gula aren), tapi kaya pengalaman dan pelajaran hidup.

Sejak usia 9 tahun sudah menjadi petempur bocah di salah satu lasykar lokal di Ciranjang (saya tulis riwayat hidupnya di buku terbaru saya: Orang-Orang di Garis Depan) tak menjadikan nuraninya mati.

Ia pernah menolak perintah sang komandan untuk memukul salah satu tawanan yakni seorang serdadu Belanda totok yang usianya masih muda.

"Jangan pernah memperlakukan kasar orang yang sudah tak berdaya, itu pesan ibu saya ketika melepas saya pergi untuk bergabung dengan pasukan Pak Kentjong," ujarnya suatu senja ketika kami bercengkaram di saungnya yang sudah butut di pinggiran hutan Gunung Mananggel.

Bah Atma bukan satu-satunya eks pejuang yang terlupakan, saat ini ada sekitar 40 an lagi veteran miskin yang seharusnya "tidak lagi bekerja dan menikmati masa tuanya dengan beribadah" nyatanya mereka masih bertebaran sebagai kuli atau pengemis di pinggir-pinggir kota.

Dalam waktu dekat saya akan menemui mereka lagi. Bersama kawan-kawan Historika Indonesia yang selama ini setia sebagai mitra para pejuang yang terlupakan ini, kami akan mengadakan kegiatan "Veteran Berlebaran" : sebentuk kecil penghormatan dan apresiasi kami untuk mereka.

Jika ada kawan-kawan yang tertarik ikut serta dan berpartisipasi, tentunya kami tak akan bisa menolaknya. Terimakasih. (hendijo)

Veteran Berlebaran

Saat ini, Hendi Jo bersama rekan-rekannya di Historika Indonesia sedang melakukan kegiatan “Veteran Berlebaran”. Kegiatan ini mengajak kita untuk memberikan bantuan kepada para veteran yang kini hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Berikut informasi lengkapnya:

Historika Indonesia sebagai mitra para veteran pejuang kemerdekaan akan mengadakan kegiatan santunan door to door bertajuk “Veteran Berlebaran”.

Kegiatan ini akan diadakan secara serentak di beberapa kota (Bogor, Bekasi, Karawang, Bandung, Sumedang, Cianjur dan Sukabumi) dengan jumlah veteran penerima manfaat 50 orang .

Para veteran tersebut akan diberikan santunan berupa bingkisan sembako, pakaian dan uang tunai.

Historika Indonesia mengajak bapak/ibu untuk dapat mendukung dan berkontribusi sebagai bentuk rasa terima kasih kita kepada para veteran yang telah berjuang demi negeri ini. Donasi dapat disalurkan melalui transfer :

Bank Mandiri No. Rek : 101 000 777 8093 a/n HISTORIKA INDONESIA .                                    

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi : Basyith (0812 8777 1165) & Kang Hendi Jo

Baca juga: (Foto) Wanita Ini Harus Tersenyum 'Pahit' Setelah Mengetahui Foto Hotel Tidak Sesuai Realitas