Syukurilah Hidup

K. Tatik Wardayati

Penulis

Syukurilah Hidup

Intisari-Online.com – “Pak, besok kita ke toko membeli TV berwarna yang baru, ya,” rayu Bu Panurata, yang terkenal tukang iri hati itu, kepada suaminya.

“TV kita sudah berwarna dan belum lama kita beli, tokh?”

“Ya, memang. Tetapi kemarin saya lihat Jeng Lian membeli TV yang lebih bagus daripada punya kita.”

Pak Panurata menuruti keinginan istrinya.

Beberapa bulan berselang.

“Pak, besok kan tanggal muda. Kita beli video sekalian dengan antena parabolanya, ya,” kembali Bu Panurata merayu suaminya.

“Untuk apa, Bu? Tanpa alat-alat itu kita sudah bisa menikmati hiburan TV dari berbagai saluran dan uang kita tidak cukup untuk membeli itu semua.”

“Mumpung ada toko baru, Pak, dengan harga promosi! Kemarin Jeng Lian memboyong lemari es dan video ke dalam rumahnya, lho Pak.”

Akhirnya Pak Panurata pun berangkat ke toko baru tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa ternyata Mas Lian, suami Jeng Lian, adalah pemilik toko dan sekaligus penyalur barang-barang elektronik. Karena Pak Panurata mencintai istrinya, setelah membeli antena parabola, ia langsung pergi ke paranormal supaya tidak mudah iri hati.

Kegelisahan muncul karena kita tidak mensyukuri apa yang ada melainkan sebaliknya, selalu terusik memikirkan kekayaan orang lain. (Merenung Sambil Tersenyum, Tersenyum Sambil Merenung)

Artikel Terkait