Find Us On Social Media :

Ternyata Rambut Wanita di Myanmar Dijual Mahal Lho, Sampai Rp2,1 Juta!

By Aulia Dian Permata, Kamis, 17 Mei 2018 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com - Kalau Anda berkunjung ke Myanmar, Anda akan melihat bahwa perdagang di Myanmar sangat variatif.

Salah satu komoditi yang memiliki nilai jual tinggi di pasar Inseion, Yangon adalah rambut wanita.

"Rambut orang-orang Myanmar adalah rambut paling lembut dan paling banyak dicari di Asia," kata Aye Aye Thein yang memiliki kios rambut di pasar tersebut.

Wartawan CNN, Libby Hogan melakukan wawancara singkat mengenai jual-beli rambut ini pada beberapa wanita di Myanmar.

Baca Juga: Kesaksian Bripka Iwan: Sangat Mencekam Sekali, Antara Hidup dan Mati

Rambut wanita Myanmar akan diekspor ke China dan akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wig serta rambut ekstensi palsu.

Gulungan rambut yang telah dipotong rapi dan diikat dijual dalam satuan "vis" yang setara dengan 1,5 kg.

Sekitar 1,5 kg rambut bisa dihargai antara Rp155 ribu hingga Rp2,1 juta untuk rambut kualitas terbaik yang panjangnya mencapai lebih dari 25cm.

Harga itu sangat mahal jika dibandingkan dengan upah minimum di Myanmar yang berkisar Rp38 ribu per hari.

Tak heran, banyak wanita yang menggap bahwa rambut adalah sumber uang bagi mereka.

Mereka tak segan merawat rambut dan membiarkannya tumbuh panjang, tentu agar bisa dipotong dan dijual saat mereka membutuhkan uang dalam jumlah besar.

Tak sembarang rambut yang bisa dijual, semua perlu ada kriterianya.

Misalnya saja, rambut harus lembut, tidak bercabang, halus, tebal, panjang, dan tidak boleh ada keriting maupun patah-patah di ujungnya.

Baca Juga: (Foto) Keren, Make Up Artis Ini Bisa Meniru Artis dan Animasi Apa Saja! Termasuk Selena Gomez dan Gal Gadot

Rambut-rambut dengan kualitas layak jual inilah yang bisa laku di pasaran.

Biasanya, pada bulan April, akan lebih banyak wanita yang memangkas rambutnya dan bahkan hingga botak.

Pasalnya, itu adalah bulan perayaan tahun baru Buddha, Thingyan.

Untuk merayakan Thingyan, para wanita di Myanmar banyak memilih menjadi biarawati selama kurang lebih 10 hari.

Saat itulah para wanita akan menjual potongan rambut mereka untuk mendapat sejumlah uang dan sebagian dari uang itu akan disumbangkan ke kuil Buddha. 

Para pedagang di pasar Insein mengatakan alasan wanita ingin menujual rambut mereka sangat bervariasi.

Beberapa orang menjual rambutnya murni untuk mendapat uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ada juga wanita yang merasa gerah karena memiliki rambut panjang.

Bagi para wanita di Rakhine, salah satu wilayah termiskin di Myanmar, rambut dipandang sebagai sumber penghasilan yang pasti.

Baca Juga: Ini Kekuatan Pasukan Elite Anti-teror TNI yang Siap Bantu Densus 88 Tumpas Teroris

Meski sudah banyak wanita Myanmar yang menjual rambut mereka, rupanya ini tak pernah cukup memenuhi permintaan pasar.

Terlebih lagi, sudah cukup sulit mencari rambut yang panjang dan berkualitas bagus saat ini.

Banyak wanita yang mulai suka memiliki rambut yang pendek dan menolak memanjangkannya lebih dulu.

Menurut para pedagang, orang-orang Myanmar semakin modern dan kaya sehingga mereka mulai mewarnai rambut mereka.

Padahal, rambut yang telah diwarnai atau terpapar bahan kimia tidak layak lagi dijual.

Rambut seperti itu sudah kehilangan kelembutan alaminya dan harga jualnya turun drastis.

Pedagang rambut di Myanmar harus memutar otak agar bisa memenuhi permintaan pasar dunia.

Mereka membeli rambut dari Bangladesh dan mencampurkannya dengan rambut asli Myanmar agar tetap lembut dan bercahaya.

Wah, ternyata potongan rambut saja bisa laku keras di Myanmar, ya!

Baca Juga: Lawan Islamophobia, Marvel Siap Luncurkan Film Superhero Muslimah Pertama di Dunia, Ini Kekuatan Supernya