Beberapa muslim di Islandia juga mengaku tidak memiliki masalah saat mereka pergi bekerja atau berjalan-jalan sementara orang di sekelilingnya makan.
"Menurutku, puasa bukan sekedar tidak makan. Orang-orang di sekitarku makan, aku tidak tergoda. Ini adalah ibadah. Anggap saja aku sedang merasakan penderitaan orang-orang yang tidak mampu membeli makanan karena tidak punya uang," ungkap salah seorang karyawan muslimah.
Mereka juga akan tidur setelah pulang bekerja karena lelah, tapi mereka berkeyakinan kuat untuk menjalani puasa Ramadan sebaik mungkin hingga Idul Fitri nanti.
Itulah beberapa tantangan puasa Ramadan di Islandia yang harus mereka jalani selama 22 jam setiap harinya.
Baca Juga: Suku Lingon, 'Bule' Asli Indonesia dengan Mata Biru yang Keberadaannya Misterius